Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Ridwan

Hanya mengisi kekosongan

Anak, Si Peniru Ulung

Diperbarui: 13 Februari 2023   01:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua adalah sekolah pertama bagi anaknya, terutama seorang ibu. Hal itu dimulai ketika anak masih didalam kandungan, secara tidak langsung, seorang ibu telah mengajarkan buah hatinya tentang cinta, kasih sayang, perjuangan, dan lainnya. Maka dari itu, sebagai orang tua dan calon orag tua, kita harus menjadi madrasah yang positif bagi anak-anak kita.

Para orang tua, perlu kita ketahui bahwa anak adalah peniru ulung. Mereka akan menirukan suatu hal yang menarik perhatian dan rasa penasaran mereka. Maka tak bisa dipungkiri bahwa ada istilah "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.". Anak mulai meniru sejak ia lahir ke dunia. Mulai dari meniru ekspresi wajah orang tua dan orang disekitarnya. Ketika orang tersenyum, anak akan ikut tersenyum. Ketika orang mengernyitkan dahi, anak pun akan melakukan hal yang sama. Begitu juga ketika orang tertawa dan berbicara. Karena anak belajar lewat meniru, tak bisa dipungkiri apabila anak yang terlahir tuli dengan otomatis akan bisu. Bukan karena pita suaranya yang bermasalah, tetapi karena bayi tuli tidak bisa mendengar kata, sehingga tak bisa menirukan yang ia lihat dan dengar.

Ketika usia anak mulai bertambah, sifat meniru masih terus berkelanjutan. Apa yang orang tua atau orang lain ucapkan, sikap yang ditunjukkan, tanpa disadari akan ditiru oleh si buah hati. Anak belajar dari apa yang dilihat dan didengarnya. Apa yang orang lakukan, baik itu gestur tubuh, ucapan, atau ekspresi, semuanya menjadi sarana belajar untuk sang anak.

Ketika anak menginjak usia tiga tahun, anak akan meniru perilaku, tatakrama dan bahasa orang terdekatnya. Jika orang-orang itu adalah orang yang baik dan tutur katanya selalu sopan pada setiap orang, maka sangat mungkin anak pun akan tumbuh menjadi orang yang seperti yang ia contoh. Pada usianya itu, anak mungkin belum mengerti kenapa orang-orang berperilaku baik dan sopan pada orang lain, akan tetapi anak akan tetap meniru perilaku orang yang ia contoh. Begitupun sebaliknya, apabila orang-orang disekitarnya adalan pribadi yang kurang baik, tidak memiliki rasa simpati  dan sopan santun terhadap orang lain, dan selalu melakukan hal negative, maka sifat itulah yang akan anak tiru dan ia bawa sampai ia besar nanti.

Maka dari itu, kita sebagai orang tua dan calon orang tua harus sangat memperhatikan dan memberikan contoh yang baik untuk anak. Karena baik buruknya seorang anak adalah dari bagaimana cara orang tua mendidik dan memberikan contoh yang baik agar anak tidak salah meniru sesuatu. Begitupun lingkungan, para orang tua harus sangat memperhatikan lingkungan sekitar, karena anak akan berbaur dengan orang lain yang mungkin akan lepas dari pengawasan orang tua.

semoga kita dan keluarga kita dijadikan keluarga dan keturunan yang baik, aamiin...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline