Lihat ke Halaman Asli

RIDWAN ZAMRONI

Universitas Pendidikan Indonesia

Sabda Aldi Taher

Diperbarui: 5 Juni 2023   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dua ranah, dunia virtual dan nyata sempat ramai tertawa akhir-akhir ini. Terima kasih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Bung Aldi Taher. Wawancaranya dengan TvOne pada Jumat (26/05/2023) sarat dengan kelakar dan jawaban-jawaban yang menurut mayoritas masyarakat di luar nalar. Ungkapan-ungkapannya dirangkum kembali oleh postingan di akun instagram Opini.id.

Kutipan-kutipan milik Aldi Taher yang dirangkum yaitu "Assalamualaikum Wr Wb, Shalom, Salam Sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Look at the stars look how they shine for you...", "Emang Mba gak bingung? Semua manusia bingung, di surga baru nanti gak bingung", "Jadi modalnya bismillah. Saya anggota DPR-RI, In Syaa Allah doakan saya duduk di Senayan. Saya pengen baca Qur'an di sana", dan "Sama-sama berjuang untuk Indonesia! I love you,TV One, I love you, Dewi Persik". Dan dari kutipan-kutipan tersebut saya melihat banyak hal. Yang mana pada paragraf-paragraf berikutnya akan dengan senang hati saya jabarkan.

Dalam mengurai kutipan-kutipan di atas saya tertarik untuk menggunakan semiotika John Fiske. Nantinya semua ungkapan yang terjadi akan dikaitkan dalam tiga level. Level pertama adalah level realitas. Kemudian dilanjutkan kepada level representasi. Hingga pada akhirnya akan ditelaah lebih konkret dalam level ideologi. Nantinya, analisis akan dilakukan satu per satu, ungkapan demi ungkapan. Atau bisa juga dihubungkan antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya. Selain ranah ungkapannya, ranah tampilan secara riil juga akan dibahas sebagai tambahan referensi.

"Assalamualaikum Wr Wb, Shalom, Salam Sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan. Look at the stars look how they shine for you"
Pada level realitas, tuturan di atas disampaikan di awal wawancara sebagaimana mestinya. Berisikan salam-salam dari berbagai keyakinan yang ada di Indonesia. Selain itu, di ujung Aldi menambahkan lantunan lirik dari lagu "Yellow" yang dipopulerkan oleh Coldplay. Di momen ini Aldi Taher mengenakan kemeja putih dengan logo Perindo di dada sebelah kiri. Ia dihadapkan dua pembawa berita yang mewawancarainya yakni, Tyas Novenny dan Andromeda Mercury. Sedangkan secara representatif, saya melihat adanya keinginan dari Aldi Taher untuk melebur ke dalam masyarakat jelang pemilihannya di DPR nanti. Yakni dengan membawa dua hal yang berdampak, yang pertama adalah agama dan kedua adalah tren yang sedang berlangsung. Di mana salam yang plural selalu diganakan di ruang-ruang formal semacam politik dan Coldplay sebagai tren yang sedang dan diprediksi akan berlangsung lama.

"Emang Mba ga bingung? Semua manusia bingung, di surga baru nanti gak bingung"
Pada ungkapan kedua, level realitas ditunjukkan oleh ekspresi percaya diri dari Aldi sendiri. Sebelumnya, pertanyaan diajukan mengenai tidakkah bingung seorang Aldi Taher ketika diketahui dirinya dicalonkan oleh dua partai berbeda. Kebingungan ini lantas dialihkan dengan ungkapan perihal kehidupan di surga. Kemudian jika direpresentasikan, kita akan melihat adanya penghubungan secara transendental dari apa yang disampaikannya. Hal inilah justru yang dianggap sebagai humor oleh masyarakat. Humor yang secara polos disampaikan justru punya kesan satir di dalamnya. Seketika saya teringat dengan kultur "tiba-tiba" jadi agamais yang selalu diperankan oleh para calon pejabat yang mau mentas di ruang publik.

Nah, kedua pernyataan di atas akan kita bahas sekaligus dengan tujuan melihat level ideologinya. Dan saya bisa bilang bahwa ideologi yang terungkap dari keduanya menunjukkan nasionalisme, absurdisme, sekaligus transendentalisme yang spiriritual. Nasionalisme ditunjukkan oleh pernyataannya yang plural, bebas, dan klise, seakan-akan mengharapkan antusiasme dan kepuasan dari masyarakat yang menyaksikan wawancara. Sedangkan absurdismenya bisa ditemukan dari bagaimana Aldi menambahkan potongan lirik lagu, salam kepada artis lain yaitu Dewi Persik, dan keinginannya untuk membaca Qur'an ketika sudah menjabat dan menduduki kursi DPR-RI. Adapun transendentalismenya bersifat tipis tetapi cukup terlihat bagaimana itu memengaruhi karakter dan pernyataan dari Aldi Taher sendiri. 

Jadi, bisa kita simpulkan bahwa setiap fenomena, senyeleneh apapun itu bisa dilihat secara mendalam. Apalagi jika itu dilakukan oleh seseorang yang punya popularitas tinggi seperti Aldi Taher. Yang mana kita mungkin tidak akan tahu bahwa secara lebih rinci dan mendalam, tokoh nyeleneh seperti Aldi Taher tetap punya ideologi tersendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline