Jargon "Om Telolet Om" semakin fenomenal, mendadak menjadi aksi hiburan bagi semua kalangan dan profesi, mulai dari anak-anak, selebriti sampai politisi.
Kali ini saya tidak akan membahas tentang jenis klakson ataupun bunyinya, melainkan dari sisi linguistiknya, persisnya Neuro Semantics (NS).
Semua orang awam pasti bingung apa itu NS, bahkan mungkin untuk para praktisi hipnosis dan NLP sekalipun.
NEURO-SEMANTICS ( NS ) adalah derivatif baru dari NLP yang mempelajari dan membedah lebih mendalam tentang pola berpikir manusia, mempelajari tentang bagaimana cara berbahasa dan proses berpikir seseorang sehingga mampu mempengaruhi keputusan yang diberikan atas suatu kejadian, sehingga menghasilkan tindakan.
NS ini mempermudah kita untuk "memodifikasi" cara berpikir dan berperilaku sesuai dengan tujuan secara optimal.
Dalam NS, tidak setiap kata memberi pengaruh yang sama bagi setiap orang, justru yang memberikan pengaruh adalah arti atau makna yang kita berikan atas kata tersebut
Masih bingung?
OK saya beri contoh sederhana, yaitu jargon yang kini fenomenal
" Om Telolet Om".
Bagi anak-anak " Om Telolet Om" berarti sesuatu yang mengasyikkan dan menyenangkan bahkan bisa menjadi obat kepenatan dan kebosanan.
Hasilnya ketika mendengar atau berteriak "Om telolet OM" , secara otomatis mereka langsung merasa senang dan gembira. Sensasinya akah bertambah jika ini dilakukan langsung di pinggir jalan bersama teman temannya menunggu bis telolet datang, lalu mereka berteriak dan berjoget-joget "Om telolet OM" .
Bagi mereka, bahagia itu sederhana.
Lain lagi bagi Polisi atau Dishub, jargon ini berarti sesuatu yang membahayakan dalam berlalu lintas, jadi harus dihentikan segera.
Akibatnya, Polisi dan Dishub merazia bis-bis yang memiliki klakson telolet, dan mengancam hukuman yang tegas kepada para supir bis yang membunyikan klakson telolet di jalan.