Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Sank

Ridwan Sank Hipnovator

3 Siklus Usia Rentan Perubahan pada Anak

Diperbarui: 15 Desember 2016   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 by: Ridwan Sank "Hipnovator"

Ada fakta menarik berdasarkan pengalaman dan hasil dari penelitian yang saya lakukan melalui  pelayanan hipnoterapi terhadap para siswa yang bermasalah di sekolahnya. Info ini pasti bermanfaat, silahkan share kepada teman-teman Anda yang sudah memiliki anak.

 Hasil dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 100 anak dalam kurun 3 tahun, saya menyimpulkan ada 3 siklus usia rentan terhadap perubahan perilaku yang menyebabkan anak menjadi bermasalah, yaitu: 

 • Siswa kelas 4 SD
 Pada umumnya anak yang berada dalam siklus ini memiliki masalah dalam hal konsentrasi dan mood belajar, malas, kecanduan game online, dan lain-lain.
 Sebagian anak mengaku  stress dengan pelajaran di kelas 4,  karena materi pelajaran lebih menguras otak dan membuat pusing kepada. Hal ini ditambah oleh  perubahan  cara guru dalam menyampaikan materi  pelajaran di kelas,  yang berubah menjadi lebih serius dan mulai  berorientasi kepada Ujian Nasional. Si anak biasanya masih belum beradtasi dengan kondisi ini, karena mereka beranggapan bahwa kondisi ini berbeda saat mereka masih duduk di kelas 1 sampai dengan kelas 3 SD, di mana gaya mengajar dan pola komunikasi guru di kelas lebih bersahabat, terlebih bila diselingi dengan dengan musik dan permainan, sehingga mereka bisa belajar dengan mudah dan menyenangkan. Namun kondisi ini  berubah saat mereka mulai menginjak kelas 4 SD, inilah salah satu fakto yang menyebabkan anak menjadi stress dan merasa jenuh dalam belajar.

Hal penting yang harus diketahui oleh orang tua dan guru adalah, saat di usia ini hingga SMP adalah masa kritis untuk memasukkan informasi ke pikiran bawah sadar anak, jadi mereka akan menyimpan setiap detil kejadian, peristiwa di memori mereka.

Saat anak masih kecil dan orangtua atau guru memberi label “bandel” maka anak benar-benar jadi bandel. Ini adalah sugesti yang menjadi self fulfilling prophecy. Anak dikatakan bandel tentu tidak hanya sekali atau dua kali. Biasanya orangtua atau guru akan terus mengulangi, lebih tepatnya memperkuat, label ini di berbagai kesempatan. Dan ini semakin diperparah lagi dengan orangtua yang sibuk membawa anaknya ke banyak ahli atau pakar untuk membantu mengatasi masalah anak yaitu bandel. 

Bisa Anda bayangkan apa yang terjadi di pikiran anak? Anak yang semula tidak tahu apa-apa, bisa jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan konsentrasinya, akhirnya benar-benar yakin dan percaya bahwa benar ia memang bandel. Dan demikianlah yang terjadi seterusnya. 

 Solusinya? 

Orangtua atau guru perlu berhenti total mengatakan anak bandel dan mulai lah menggunakan kalimat (sugesti) positif seperti: Semakin hari …….. (nama anak) semakin baik dan patuh kepada orang tua dan guru di sekolah, mama/percaya kamu bisa menjadi anak yang baik.

Ada kisah nyata dari salah satu klien hipnoterapi saya beberapa tahun yang lalu, sebut saja nama nya Doni, dia adalah siswa kelas 6 SD di salah satu sekolah swasta. Orang tua nya kerap dipanggil oleh pihak sekolah karena dianggap bermasalah, sering mengganggu teman sekelas, pernah “menjaili” guru, dan diperparah oleh hasil nilai ujiannya pun di bawah standard  semua....Masalah Doni di sekolah membuat orang tuangnya pusiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing !!!.
Tapi anehnya, prestasi belajar Doni justru menonjol di tempat dia mengikuti les bimbingan belajar,  informasi ini berdasarkan pengakuan dari guru dan teman-teman les nya, Doni justru terlihat sangat antusias dalam belajar dan hasil assessement nya pun tidak mengecewakan.
Dan ada 1 masalah lagi yang lebih besar, pihak sekolah mengirimkan surat untuk orang tua Doni yang menyatakan  bahwa Doni tidak lulus Ujian Nasional, pada hal surat tersebut dilayangkan pada bulan Desember, artinya ujian baru akan di laksanakan di tahun depannya ? 

Loh kok bisa ? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline