Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Sank

Ridwan Sank Hipnovator

Kenapa Dukun Suka Nyembur Air ke Ubun-ubun Pasiennya ?

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13323166261367171389

Pernahkah para SOBAT ingat dan menyadari........ KENAPA dukun menyemburkan air tepat di ubun-ubun pasiennya ? KENAPA waktu kecil kepala kita sering diusap-usap oleh orang tua kita, tepat di bagian ubun-ubun, dan kita merasa nyaman ? KENAPA salah satu teknik HIPNOAURA, peserta harus mengetukkan jarinya kebagian ubun-ubun ? KENAPA kita harus membasahi bagian ubun-ubun saat berwudhu ? KENAPA setiap 10 Muharam (lebaran anak yatim) kita disunnahkan untuk memberikan sedekah kepada anak yatim dan mengusap kepalanya (di bagian ubun-ubun) ? KENAPA undang-undang di sebagian negara bagian Amerika Serikat menetapkan sanksi gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bagian depan dari otak (ubun-ubun) ? Ternyata........ ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengaruh pada manusia Para SOBAT, ubun-ubun yang berada didalam kepala kita ternyata dilindungi oleh frontal bone (diatas dahi) dan didalamnya terdapat frontal lobe, yang fungsinya berkaitan dengan pembentukan kepribadian individu, juga dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi. Jadi selama ini, bila para SOBAT melakukan perbuatan baik, jujur, berbohong dan sebagainya, ternyata dipengaruhi oleh peran ubun-ubun. Seperti doa Nabi Muhammad SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…” Jadi..... jagalah ubun-ubun, agar Anda tetap bisa berbuat kebaikan, dan arahkanlah ubun-ubun anda untuk segera mengklik www.ridwansank.com .....sekarang juga. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline