[caption caption="MATEMATIKA BELA NEGARA | Foto By Admint YPG"][/caption]Tulisan ini adalah pembahasan saya yang terakhir tentang masalah Bela Negara karena polemik masalah Program Bela Negara masih ada, semoga tulisan ini bisa jadi salah satu solusi tentang bagaimana bentuk pelaksanaan Program Bela Negara yang cocok untuk diterapkan di Indonesia pada masa sekarang.
Program Bela Negara yang dilakukan Oleh Kementerian Pertahanan dimana warga negara yang mengikuti Program Bela Negara akan dibina secara Khusus di Resimen Induk Kodam atau RINDAM mendapat banyak tentangan dari beberapa anggota masyarakat. Selain dipertanyakan keefektifannya dalam membentuk kesadaran Bela Negara, program tersebut juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Padahal saat ini negera tidak begitu leluasa dalam hal keuangan.
Menurut Kepala Badan Pendidikan dan Latihan Kementerian Pertahanan, Mayor Jendral TNI Hartind Asrin (bbc.com/Indonesia 22/10/2015) akan ada lima nilai dasar yang akan diajarkan dalam program Bela Negara yang dilakukan di RINDAM yaitu Cinta Tanah Air, Rela Berkorban, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Meyakini Pancasila Sebagai Ideologi Negara, serta memiliki kemampuan awal dalam Bela Negara baik fisik maupun Non Fisik. Berdasarkan lima nilai dasar tersebut saya mempunyai cara tambahan atau bisa jadi cara lain yang membuat Program Bela Negara berjalan lebih efektif. Berikut ini adalah Program Bela Negara yang saya tawarkan:
Pemimpin Yang Harus Bisa Dipercaya
Jika kita belajar dari sejarah, semangat Bela Negara Rakyat Indonesia mencapai puncaknya pada saat kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada saat kepemimpinan beliau rakyat berani berjuang melawan Belanda. Pada saat kepemimpinan beliau banyak rakyat yang rela mengorbankan jiwa dan raga untuk melawan penjajah danturut berjuang ketika ada konflik dengan Malaysia. Banyak rakyat yang bersedia menjadi relawan untuk masuk wilayah Malaysia dalam rangka mendukung Program Ganyang Malaysia dari Bung Karno.
Apa yang menyebabkan rakyat rela berkorban sedemikian rupa untuk negaranya? Jawabannya adalah rakyat Indonesia saat itu percaya Presiden Soekarno. Cara Presiden Soekarno bisa dipercaya pada saat itu adalah dengan cara pidato yang luar biasa dan tentunya dengan pengorbanan dan keberaniannya melawan Imperialisme asing yang sudah dibuktikan dan diketahui oleh rakyat.
Pemimpin yang dipercaya rakyat merupakan kunci utama suksesnya Program Bela Negara. Di era teknologi saat ini, cukuplah seorang pemimpin membuat rekaman video yang berisi Lima Nilai Dasar tersebut dan di upload di Youtube atau di Website khusus sehingga rakyat atau para pemangku kepentingan tinggal mendownload dan menjadikannya sebagai bahan ajar utama Program Bela Negara di berbagai bidang. Pasti Lima Nilai Dasar tersebut akan mudah dipahami dan diikuti oleh rakyat jika pemimpinnya bisa dipercaya.
Setiap masa tentu perlu cara yang berbeda untuk membuat seorang pemimpin bisa dipercaya oleh rakyatnya. Jika pemimpin tersebut beragama islam agar bisa dipercaya cukuplah mencontohperilaku Nabi Muhammad SAW sehingga beliau diberi gelar Al-Amin (Orang yang bisa dipercaya) oleh masyarakat Arab Jahiliah pada waktu beliau belum diangkat menjadi Nabi. Ada tiga hal yang harus dimiliki seorang pemimpin agar bisa dipercaya yaitu: (1) jika berkata tidak pernah berdusta, (2) Jika berjanji selalu ditepati (3) jika diberi amanat tidak pernah berkhianat. Semoga Indonesia di karunia pemimpin yang bisa dipercaya agar Program Bela Negara bisa mudah dan murah.
Bela Negara Sesuai Bidangnya Masing-Masing
Sosok seperti Bung Karno mungkin tidak akan lahir 100 tahun sekali di negeri ini. Sehingga sangat sulit saat ini kita bisa menemukan pemimpin yang bisa menggerakkan rakyatnya hanya cukup dengan pidato. Saya mempunyai ide tentang bentuk Program Bela Negara yang bisa jadi sudah dipikirkan atau bisa jadi bahan pemikiran baru bagi pihak yang berwenang.
Menurut saya Program Bela Negara Negara sangat efektif jika program ini merupakan sinergi beberapa kementerian diantaranya: Kementerian Pertahanan, TNI, POLRI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kementerian Pemuda dan Olah Raga, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata, Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi dan KPK. Pelaksanaan program ini semua dibawah koordinasi Kementerian Pertahanan.