Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Hartiwan

Guru ngaji anak-anak kampung

Menguji Kejujuran Politik Bupati Subang di Tengah Bencana Banjir Pantura

Diperbarui: 27 Februari 2021   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridwan Hartiwan/Jurnalis Subang (dokpri)

KETIKA banjir datang dan menghantam kawasan pantura kabupaten Subang dan kota Subang orang yang pertama kali dituding tak becus memberesi urusan banjir adalah sang kepala daerah, ya H Ruhimat Bupati Subang sekarang. bukan hanya di kritik di media massa dan dalam diskusi kang Jimat begitu panggiln khasnya juga dihadang unjuk rasa pemuda subang utara dan para aktivis.

Tahun ini bahkan banjir pamanukan dan sekitarnya cetak hatrick, 3 kali dan lebih dari itu jebolnya tanggul menjadi problem baru di musim hujan ekstrim saat ini. Ada yang menyalahkan hujan, kawasan industri baru hingga pelabuhan internasional Patimban dituding menjadi biang banjir berulang di tahun 2021 ini.

Lalu haruskah berulang lagi banjir ini? konsep sederhana seorang wartawan senior di kabupaten itu tentang air yang selalu mencari dataran lebih rendah, air yang selalu mengalir di saluran yang ada dan air yang memang sejatinya masuk langsung ke tanah. lantas konsep gubernur Jawa barat yang disebut segelintir tokoh Subang sebagai ide yang kurang nyambung soal solusi banjir lewat pembangunan bendungan Sadawarna. tanggul Citarum yang bocor di kabupaten Bekasi, Karawang juga dampak curah hujan deras atau ketidak siapan dalam melakukan mitigasi bencana?

Jabatan bupati yang selalu menjadi persaingan di era pemilu kada, kampanye dan pencitraan mnjadi lawan sepadan dengan konsep jelas yang elegan bagaimana dengan penanganan banjir yang datang setiap tahun dan dalam catatan media malah semakin parah setiap tahunnya? tantangan Bupati Ruhimat tak sekedar konsep dukungan politik yang bisa merubah kebijakan ekstrim penanganan banjir di masa yang akan datang.

Polemik DOB Subang Utara Vs Penanganan banjir

Ada gerakan Goceng pertama yang mampu menampung aspirasi dan belas kasihan siapapun untuk mau bergerak bersama menanggulangi jebolnya tanggul Cipunagara, tugas siapa? di negeri yang memiliki hati rakyatnya yang berjiwa sosial, murah hati suka berderma, bagaimana tidak melihat banyak kejadian yang membuat donasi bermilyar-milyar di sumbangkan warga untuk banyak kejadian musibah bangsa ini.

Atau balasan dari janji pemekaran dalam konsep pengusulan DOB yang kelak akan melahirkan kabupaten Subang Utara dan pasti memiliki semua akses yang saat ini didukung pembangunannya oleh Pemkab Subang? atau setengah hati dalam DOB nanti atau sekedar mendamba dukungan rakyat Suang Utara dalam Pilkada mendatang. Politik adalah politik, tak ada teman dan musuh abadi yang ada kepentinganlah yang abadi.

Entah dari mana harus mengatakan jika kejujuran Bupati dan pemkab Subang sedang diuji dan rakyat Subang akan menilai sendiri semua langkah yang diambil Bupati dan pemkab saat ini sebagai sebuah pertaruhan masa depan kabupaten Subang dalam memajukan rakyatnya atau hanya menjadi kenangan buruk rakyat kabupaten Subang dalam tanda kutip penanganan banjir langganan di kabupaten Subang dan kawasan pantura Subang.

Wallohu A'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline