Lihat ke Halaman Asli

'Berhasil' Keliru di Media Massa

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media daring beberapa sisi lebih unggul dibanding elektronik dan cetak (foto: ridwan ewako)

[caption id="" align="aligncenter" width="492" caption="Media daring beberapa sisi lebih unggul dibanding elektronik dan cetak (foto: ridwan ewako)"][/caption] INI secuil kekeliruan berbahasa jajaran redaksi media massa. Kesalahan kecil pemakaian kata 'berhasil' dalam penulisan berita. Saya awalnya memantau di televisi. Kekeliruan hampir setiap hari terjadi. Karena tidak punya rekaman berita tayang televisi dimaksud, saya memeriksa hal yang sama di media siber atau daring (online). Tetangga saya, yang berprofesi jurnalis, menginformasikan, jurnalis di stasiun televisi dan media daring awalnya berasal dari wartawan koran/majalah. Wajarlah bila terjadi kekeliruan berjamaah. Namun bukan soal ini yang saya hendak bahas. Kekeliruan apa yang saya maksud? Berikut contohnya. Dua Napi Rutan Manado yang Kabur Berhasil Diringkus. Ini judul berita Detik.com pada 20 Agustus 2012) Dikabarkan, narapidana yang kabur dari penjara berjumlah tiga orang. Dua hari kemudian polisi menangkapnya. Beberapa pertanyaan yang mengusik saya. Pertama, mengutip tetangga saya lagi, buku teks jurnalistik mengajarkan ekonomi bahasa. Jurnalis bukan cuma dituntut efisien berbahasa, kalimat yang panjang juga cenderung membingungkan. Diajarkan pula, salah satu cara merangkai kalimat efektif adalah bila satu atau beberapa kata dihilangkan dan tidak mengubah makna, maka kata tersebut sebaiknya di-delete saja. Nah, mari kita terapkan pada judul berita di atas. Judul menjadi: Dua Napi Rutan Manado yang Kabur Diringkus. Setelah kata "berhasil" dikeluarkan, sama sekali tidak terjadi pergeseran makna. Kedua, guru di kampus juga mengajarkan agar jurnalis lebih banyak memakai kalimat aktif daripada pasif. Berarti judul berita menjadi: Polisi Meringkus Dua Napi Rutan Manado. Namun, masyarakat wartawan berpendapat, kata "napi" di awal judul lebih menarik dibanding "polisi". Bila memang begitu, judul tetap pasif, tetapi lebih baik tanpa kata "berhasil". Ketiga, kata "berhasil" sebaiknya dipakai pada peristiwa yang benar-benar memiliki nilai berita yang tinggi. Polisi Berhasil Menangkap Pencuri Sepatu. Tak perlulah kata "berhasil" itu. Toh, memang tugas polisi memburu penjahat. Namun dalam kasus tertentu, misalnya menangkap teroris yang bertahun-tahun dikejar, kata "berhasil" pantas disematkan. Selain itu masyarakat cenderung mendudukkan kata "berhasil" pada suatu pencapaian positif. Kabur dari penjara adalah tindakan negatif. Tak bijak dikategorikan "berhasil". Terdapat nuansa seperti itu. Pemakaian kata "berhasil" serupa dilakukan Kompas.com. 34 Pelaku Kejahatan Saat Ramadan Berhasil Diamankan, edisi 14 Agustus 2012. Nationalgeographic.co.id juga melakukan hal sama, Lima Hari Bersarang di Telinga, Laba-Laba Berhasil Dikeluarkan. Dan, Viva.co.id pada 20 Juni 2012 menulis, Longsor di Ambon, 1 Jenazah Berhasil Dievakuasi. Banyak contoh kasus yang saya dapat comot. Terus terjadi. Kuantitasnya seperti jadwal minum obat; tiga kali sehari. Kasusnya setiap hari, di semua jenis media. Karena merata, saya kadang meragu, jangan-jangan media benar. Saya yang justru keliru. Namun, saat menyelesaikan catatan ini, saya yakin model penempatan kata "berhasil" yang tepat adalah versi penulis. Semoga catatan ini menjadi bagian upaya memperbaiki kecermatan teman-teman jurnalis dalam merangkai berita.[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline