[caption id="attachment_134171" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu keluarga korban dari tragedi tenggelamnya KMP Windu Karsa di Teluk Bone Kolaka, Sulawesi Tenggara."][/caption] Oleh: Ridwan Demmatadju Laut jadi kuburan Laut jadi air mata Laut menjadi bingkai dari akhir perjalanan ini dan bangkai kapal menjadi nisan di antara batu karang menjadi pusara tak bernama di dasar tasik Pada sebuah kapal bernama KMP Windu Karsa melewati laut-Nya tengah malam di antara karang dan gelombang di Pulau Lambasina menjadi rumah pembantaian jiwa-jiwa tak berdosa Satu, dua, tiga, lima, menjadi 24 pusara di laut bertabur duka lara Laut air mata mengalir pada jalan kota Kolaka Laut air mata menjadi televisi dan berita di koran Laut air mata berlalu sekejap mata Dari pelabuhan kematian itu….? berharap pada nasib buruk tak pernah tetapi tak pernah peduli dengan laut-Nya Dan ketika laut di Teluk Bone mulai menagih janjinya Pada tengah malam 27 Agustus 2011 di laut yang tenang itu Lautan air mata mengalir di tanah merah ini. Watuliandu, 09 September 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H