Kalijodo, nama yang tak akan bisa lepas dari benak warga Jakarta. Entah sudah berapa generasi nama Kalijodo sudah begitu akrab di telinga. Daerah historis yang memiliki beragam citra di masyrakat ini sedang mengalami transformasi besar-besaran. Sejak dulu Kalijodo sudah terkenal jadi kawasan esek-esek terkemuka dan terbesar di Jakarta. Kawasan lokalisasi bersejarah ini tentu mendapatkan banyak pandangan miring dari masyarakat. Transaksi seputar ‘selangkangan’ dilakukan di Kalijodo setiap hari oleh para pelanggan yang ‘jajan’ ke sana.
Perubahan total akhirnya terjadi juga di kawasan Kalijodo. Daerah yang dulunya kental dengan aksi maksiat ini sedang dirombak oleh Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta menjadi Taman Megapolitan Ibukota. Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) diboyong sekaligus dalam program ini. RTH dan RPTRA terbesar se-DKI akan segera rampung dalam waktu dekat ini.
Penggagas program unik ini adalah pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur non-aktif DKI Jakarta, Basuki Tjahya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Keduanya berkomitmen untuk membangun sejak Februari dan akan rampung Januari mendatang. Pembangunannya pun super cepat, tidak sampai setahun penduduk Jakarta sudah bisa mendapatkan area rekreasi dan hiburan publik yang gratis dan tentu saja, ramah lingkungan.
Fasilitas yang dibangun pun beragam; taman, kolam-kolam, arena olahraga Skateboard dan BMX berstandar internasional. Kedua olahraga ekstrem ini difasilitasi Pemprov DKI agar anak-anak muda penggemar olahraga ini memiliki arena dan tempat bermain sekaligus berlatih sendiri dan tidak mengganggu fasilitas umum. "Ini semua standar internasional. Kita bisa bikin kompetisi internasional juga di sini sekarang," kata Ahok.
Selain olahraga, taman Kalijodo akan menyediakan pusat kuliner tradisional. Pedagang-Pedagang Kaki Lima binaan Pemprov DKI mendapatkan lapak khusus untuk berjualan secara tertib dan teratur. Regulasi ini diproyeksikan untuk menarik minat pengunjung dan mengembangkan pariwisata kota di Jakarta. "Nanti kita juga bicarakan makanan-makanan terbaik. Kuliner ada di sini, sehingga menjadi tempat wisata. Sudah banyak yang mau berpartisipasi untuk membangun taman," Ujar Djarot
Djarot mengusulkan agar fasilitas ini tetap diberi nama Kalijodo. Meskipun sudah berubah total, Kalijodo mempunyai nilai historis dan romantisisme nostalgia tersendiri bagi penduduk Jakarta. "Saya mengusulkan Kalijodo karena mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi puluhan atau seratus tahun yang lalu. Kawasan ini mempunyai nilai historis sendiri. Kita kembalikan lagi namanya tetap menjadi Kalijodo tetapi fungsinya yang berbeda. Fungsinya sebagai taman interaktif," pungkas Djarot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H