Lihat ke Halaman Asli

Secangkir Kopi

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Secangkir kopi
teman untuk berdiskusi
teman bicara gosip selebritis, dan elit politik negri ini.
kadang bicara mimpi
kadang bicara harapan

secangkir kopi
teman untuk perubahan atas tanah negri ini.
diantara para elit, di antara kaum terdidik.
semua ada, untuk mepertarukan akal
bahkan budi pun ada di sana,
berselogan demi bangsa ini

secangkir kopi
apa itu mungkin, membuat ulasan tentang tatapan di masa depan
pada hal, baut dan mesin produksi belum di mengerti,
pengertian paling dalam
pada hal, cangkul dan sabit belum bisa di pahami.
pada pemahaman terdalam,
makna itu ada di ruang waktu,
untuk berkaca atas gugusan pulau.
itu ada jawabnya, bukan untuk bahan bicara, tapi bahan renungan.

secangkir kopi.
apa nasip itu di pertarukan di atas meja ini, di temani secangkir kopi
apa mimpi itu cuma hisapan kosong semata, pada tahayul masih tercipta.
kapan akan bergeming!
bila merasa kau aceh! Aku jawa! Mereka papua!
kapan menjadi untuk kita

secangkir kopi
itu menjadi teman sajak ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline