Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Atmaja

Mahasiswa

Kegagalan Pildun U-20 di Indonesia dalam Aspek Komunikasi

Diperbarui: 9 April 2023   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.instagram.com/p/Cqfaf7zrER1/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Pada tahun 2021, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia U-20. Namun, sayangnya mimpi untuk menjadi tuan rumah yang sukses terpaksa harus kandas. Pasalnya, pada tanggal 24 Maret 2021, FIFA secara resmi membatalkan turnamen tersebut karena alasan keamanan dan kesehatan yang terkait dengan pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia.

 

Keputusan tersebut tentu menjadi sebuah kekecewaan bagi masyarakat Indonesia yang sudah menanti-nantikan ajang tersebut. Selain itu, kegagalan ini juga memiliki konsekuensi besar bagi Indonesia sebagai negara yang ingin membangun citra internasionalnya.

 

Dalam konteks komunikasi, kegagalan ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama, dari segi publikasi dan promosi. Sebelum turnamen dibatalkan, Indonesia telah mempersiapkan diri dengan matang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Banyak kampanye promosi telah dilakukan untuk memperkenalkan Indonesia sebagai tuan rumah yang ramah dan menyambut dengan baik para tamu dari seluruh dunia.

 

Namun, dengan pembatalan turnamen, kampanye promosi tersebut menjadi sia-sia. Hal ini dapat berdampak pada citra Indonesia sebagai negara yang tidak dapat menepati janjinya. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat dan dunia internasional terhadap kemampuan Indonesia sebagai tuan rumah acara besar.

Kedua, dari segi komunikasi dengan para penggemar sepak bola. Banyak penggemar sepak bola yang berharap dapat menyaksikan turnamen ini secara langsung. Namun, dengan pembatalan turnamen tersebut, para penggemar merasa kecewa dan frustasi. Komunikasi yang baik dengan para penggemar dapat membantu mengurangi dampak negatif dari kegagalan tersebut. 

Dalam hal ini, pihak penyelenggara dapat memberikan penjelasan secara transparan tentang alasan pembatalan turnamen dan menunjukkan bahwa keputusan tersebut diambil demi kepentingan bersama. Selain itu, penyelenggara juga dapat memberikan alternatif seperti mengadakan pertandingan eksibisi atau pertandingan lainnya yang dapat membantu menghibur para penggemar sepak bola. 

Ketiga, dari segi hubungan diplomatik. Sebagai negara yang ingin membangun citra internasional yang baik, kegagalan ini dapat berdampak pada hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara yang diundang untuk berpartisipasi dalam turnamen. Namun, dengan komunikasi yang baik dan transparan, Indonesia dapat menjaga hubungan diplomatik dengan baik. 

Dalam kesimpulannya, kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dalam konteks komunikasi. Penting bagi pihak penyelenggara untuk dapat menangani kegagalan ini dengan baik agar tidak berdampak negatif pada citra Indonesia dan hubungan diplomatiknya dengan negara lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline