Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Atmaja

Mahasiswa

Meme Puan Maharani Berbadan Tikus yang Sedang Ramai di Media Sosial, Dinilai Sudah Serang Ranah Pribadi

Diperbarui: 26 Maret 2023   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.tiktok.com/@bem.ui?_t=8axZk7GGttq&_r=1

Baru baru ini sedang heboh terkait salah satu unggahan acoount tiktok dari,  Badan Eksekutif Mahasiswa, Universitas Indonesia.  Yang menampilkan foto ibu ketua DPR RI  yang berbadan tikus dan bertulisakan " Kami Tidak Butuh Dewan Perampok Rakyat".

Satu persatu elit PDIP mulai merespon manuver politik BEM UI yang menampilkan meme wajah Ketua DPR yaitu Puan Maharani yang  berbadan tikus.

Anggota Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat  (BBHAR) Pusat PDI Perjuangan Roy Jansen Siagian menyayangkan dan mengecam aksi yang dinilainya menyerang pribadi Ketua DPR itu."Langkah ini bukan kritik terhadap kinerja DPR sebagai institusi, melainkan framing negatif dan pembunuhan karakter terhadap individu, Mbak Puan," kata Roy. Ia menduga ada kekuatan politik yang memanfaatkan mahasiswa bukan untuk mengkritik lembaga DPR RI, melainkan untuk menyerang Mbak Puan secara pribadi.

Menurut Roy, hal itu juga bagian dari strategi politik yang dilakukan di tengah panasnya iklim politik di Indonesia.
Roy menambahkan, dirinya menghargai kritik sebagai bagian dari kewajiban terhadap kekuatan moral mahasiswa jika disampaikan secara proporsional dan dipenuhi secara politis.

Roy menjelaskan, Perppu  cipta kerja merupakan wujud kekuasaan yang di berikan kepada Presiden bedasarkan Pasal 22 (1) UUD 1945 dan Pasal 22 (2) UUD 1945, satatus kelembagaan DPR sebagai badan negara hukum memiliki wewenang untuk memutuskan apakah Perppu dapat disahkan menjadi undang - undang. 

" Kalaupun itu kritik, jangan hanya menampilkan wajah Mbak Puan, kan ini kesepakatan kolektif lembaga DPR bersama Pemerintah, namun yang di tampilkan seolah-olah kebijakan tersebut hanya keputusan  secara pribadi" kata Roy , yang juga seorang pengacara.

Terakhir, Roy memyampaikan pesan kepada para mahasiswa. Mereka harus berada di garda terdepan dalam semangat supremasi hukum dan demokrasi yang mewujudkan kebudayaan Indonesia. 

Bukan demokrasi liberal yang tidak menggunakan moral yang baik. Mahasiswa tidak boleh menjadi alat manipulasi politik oleh kekuatan politik tertentu. " Seluruh mahasiswa Indonesia harus  terus menjunjung tinggi  nilai-nilai semangat Tridarma Perguruan Tinggi, agen perubahan dan etika akademik," ujarnya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline