Lihat ke Halaman Asli

Danau Toba Saat Ini: Lebih dari yang Kamu Bayangkan....

Diperbarui: 25 September 2021   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya dengan Tim Peneliti dari Balai Arkeologi Sumatera Utara 2021

Selama hampir tiga pekan kemarin (19 Agustus 2021-9 September 2021), saya tergabung dengan Tim Peneliti Balai Arkeologi untuk menggali potensi wisata sejarah-budaya di Bakara. Hasilnya, bagi saya pribadi, Danau Toba ternyata lebih dari apa yang saya imajinasikan selama ini. Padahal, sebelum ini, melalui berbagai aktivitas kesenian dan kebudayaan, saya dan teman-teman dari Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) sudah cukup sering berkeliling Danau Toba.

Tetapi, hal itu semua belum cukup bagi saya untuk mengenal Danau Toba lebih dalam. Danau Toba tetap lebih dari yang diimajinasikan. Danau Toba benar-benar Wonderful Indonesia. Betapa tidak? Jika kita berpikir bahwa Danau Toba hanya soal danau, itu pikiran yang keliru. Soalnya, di hampir setiap pinggiran Danau Toba, ada air terjun yang bisa disinggahi. Yang termasuk cukup dikenal saat ini adalah Air Terjun Janji di Bakara, Air Terjun Sipiso-Piso di Tongging, Air Terjun Sitimurun di Toba Samosir, Air Terjun Efrata di Harian.

Sebenarnya masih banyak lagi untuk disebut. Air Terjun Si Pultak Hoda di Bakara, misalnya, jauh lebih indah daripada Air Terjun Janji di tempat yang sama. Andai akses diperbaiki, peluang air terjun yang belum disebut tersebut justru lebih dari yang dibayangkan. Buktinya, lekukan jalan di Bukit Sibea-Bea bisa viral dan akhirnya dikunjungi banyak orang. Bukit Sibea-Bea sesungguhnya hanya sebagian kecil.

Penampakan Bukit Sibea-Bea di Danau Toba

Banyak Sudut dan Situs untuk Disinggahi

Artinya, jika akses dan semua lini dimaksimalkan, penampakan foto lebih eksotis dan lebih menarik daripada Bukit Sibea-Bea bisa ditunjukkan. Hal itu mengingat keasrian dan keaslian alam di sekitar Danau Toba masih terjamin. Danau Toba adalah heritage of Toba. Apa coba yang kurang dari Huta Ginjang di Tapanuli Utara atau Sipinsur di Humbang Hasundutan, misalnya? Tetapi, pemandangan tak hanya di tempat itu. Terlalu banyak malah jika harus disebut.

Tak lama ini, misalnya, ternyata ada pemandangan yang lebih menarik di Sileme-Leme, Parsingguran, Humbang Hasundutan. Pemandangan tak lagi hanya dari Menara Pandang di Tele atau dari Parapat di Simalungun. Saya pikir, sekilas kisah di atas sudah cukup membuktikan bahwa Danau Toba tak tuntas didatangi jika hanya sekali trip.

Ada masih banyak sudut dan situs yang bisa disinggahi. Potensinya bahkan semakin besar jika terjadi irisan modernisasi dengan keasrian alam. Atau, irisan wisata alam sekaligus wisata budaya. Sebab, Danau Toba tidak hanya soal air terjun, pantai yang bersih, atau bukit yang eksotis. Danau Toba lebih dari sekadar alam.

Ada begitu banyak wisata budaya yang bisa dikunjungi, bahkan dikembangkan potensinya. Ada Huta Siallagan, Huta Raja Sidabutar, ada Pusuk Buhit sebagai titik nol marga-marga di Toba. Masih banyak lagi untuk disebut. Setidaknya, ada empat macam dinasti lengkap dengan peninggalannya dari empat klan.

Dinasti dari Empat Klan di Danau Toba

Ada Raja Sijorat dari Panjaitan di Habinsaran daerah Toba. Ada Palti Raja di Samosir dari klan Sinaga. Ada Borbor Marsada dari klan marga Borbor. Yang cukup dikenal, ada pula dinasti Sisingamangaraja dari Sinambela di Bakara. Keempat dinasti dari empat klan itu punya sejarah masing-masing yang menarik untuk disimak dan dikembangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline