Oleh: Riduan, M.Pd.I
Fasilitator Program Guru Penggerak Angkatan 8
BBGIP DI Yogyakarta
Sekolah merupakan sebuah ekosistem yang terdiri atas faktor biotik dan faktor abiotik faktor biotik adalah semua komponen yang merupakan makhluk hidup sedangkan faktor abiotik adalah semua komponen yang bukan makhluk hidup. Kedua faktor tersebut adalah komponen yang ada di sekolah menjadi aset yang saling berkaitan, saling mendukung dan saling berinteraksi yang berkontribusi, sehingga menjadi kekuatan bagi sekolah untuk mengembangkan sekolah demi terciptanya pendidikan yang berpihak pada murid sebagai wujud dari merdeka belajar.
Murid, Guru, Tenaga Kependidikan, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Orang Tua, serta Masyarakat di sekitar sekolah merupakan aktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah. Selain itu ada juga yang berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran di sekolah yaitu faktor-faktor abiotik, berupa Keuangan dan Infrastruktur atau Sarana Prasarana.
Dengan memperhatikan segala kekuatan yang ada di sekolah dan lingkungan di sekitarnya seorang pendidik sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu berpikir positif ( Pendekatan Berbasis Aset/ Kekuatan ), dan tidak lagi berpikir terhadap kekurangan yang ada (Pendekatan Berbasis Kekurangan).
Pemimpin pembelajaran yang berfikir positif/berbasis kekuatan adalah seorang guru yang fokus pada aset dan kekuatan yang dimiliki, dengan membayangkan masa depan (kesuksesan) yang akan diraih dan merealisasikan melalui aksi nyata sesuai dengan Visi yang sudah dirancang berdasarkan kekuatan tersebut. Pendekatan berbasis aset/kekuatan (Asset-Based Thinking) ini sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.
Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dan memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, sehingga menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif yang yang dimiliki sekolah sesuai kodrat alam dan kodrat zaman.
Sebagaimana Pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan sebagai sebuah proses "Menuntun segala kodrat yang ada pada anak -anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat". Maka, sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya sekolah, seharusnya memanfaatkan seluruh kodrat alam dan kodrat zaman yang ada sebagai sebuah kekuatan aset yang dimiliki untuk mendorong sebuah agen perubahan transformasi pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar bagi murid dan guru.
Pengelolaan sumber daya merupakan pemanfaatan pada aset-aset sekolah yang dimiliki dan dikelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah kekuatan/potensi sekolah. Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas sebagai contoh pengelolaan sumber daya biotik dalam hal ini keuangan.
Pengelolaan keuangan dengan benar tentu kita akan dapat membeli sarana pembelajaran yang bagus sesuai dengan perkembangan zaman. Materi modul ini sangat erat dengan modul modul yang telah dipelajari .Sebagai contoh dengan kemampuan seorang pemimpin dalam mengelola keuangan aset baik biotik atau abiotik dapat memberikan pembelajaran yang menuntun karena pembelajaran yang menuntun tentu butuh pelatihan guru dan dengan aset yang terkelola dengan baik juga dapat memenuhi kebutuhan siswa praktik dengn baik dengan alat praktik yang memadai.