Lihat ke Halaman Asli

Sisi Penampilan Debat, Jokowi Bukan Pribadi yang Sesungguhnya

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila ada saja yang menyinggung nama Jokowi, maka serta merta ingatan kita tertuju pada slogan besar merai kursi presiden, “Jujur Merakyat Sederhana.” Slogan ini sudah banyak dilihat, dari spanduk hingga iklan ruang publik lainnya. Slogan inilah katanya menjadi ciri dari pribadi Jokowi. Ciri inilah yang dipertahankan hingga pengambilan nomor urut di KPU kemarin.

Kisah pengambilan nomor urut terlihat bagaimana pasangan Jokowi-JK tampil dengan sikap sederhana. Baju yang sederhana, celana sederhana, bahkan tansportasi menuju kantor KPU pun ikut dipermak agar terlihat sederhana ala slogan “Jujur Merakyat Sederhana.”

Sayang sekali penampilan ini tidak bertahan lama. Ia tidak mampu menutupi ciri sesungguhnya Jokowi yang menjadi idaman banyak rakyat.

Debat semalam telah membuka topeng dari keempat figur yang sedang berjibaku mendapatkan hati rakyat. Bila selama ini Jokowi datang dengan pakaian ala sederhana walau di gedung KPU sekalipun yang dikatakan sangat resmi hingga membutuhkan perhatian aktif akan penamilan yang resmi sebagai bentuk penghormatan pada sebuah hajatan yang diadakan. Memang dalam persoalan “Resmi” seperti ini kesederhanaan bukan prilaku yang terlarang apalagi diharamkan. Namun sebagai bentuk kualitas berfikir akan sebuah penghormatan sangat dianjurkan untuk “rapi dalam resmi,” Inilah kesesuaian dimana kita mampu untuk menempatkannya.

Perubahan-perubahan secara radikal ini menimbulkan pertanyaan rakyat, ada apa dengan Jokowi? Untuk menjawab hal tersebut sudah menjadi keharusan kita melihat satu per satu dari perubahan radikal tersebut.

Mari kita lihat awal perjalanan debat Capres-Cawapres semalam dari naik podium, cara berpakaian, cara menyapa  hingga cara berdiri dari keempat figur yang sedang merebut hati rakyat.

ØCara berpakaian

Prabowo-Hatta: Cara berpakaian kedua calon Wapres-Cawapres koalisi “Merah Putih” masih tetap sama tanpa ada perubahan. Baju putih celana cream menjadi ciri yang selama ini dikenakan.

Jokowi-JK: Kemarin biasa dengan kotak-kotak, baju putih yang digulung bagian tangannya telah diganti dengan setelan Jas hitam.

Perubahan menggunakan pakaian diatas jelas menunjukan kalau ada yang berubah. Ada pemikiran yang mendekati sehingga mengalami kehilangan pada sisi pendirian.

ØCara Menyapa

Kalau kemarin di KPU Jokowi dengan kesederhanaannya tidak perlu banyak menyapa dan memilih diam, lain lagi malam tadi, dimana Jokowi mengambil star menyapa lebih awal yang sangat bertolak belakang ketika di KPU kemarin sehingga tanpa disadari “kesederhanaan” yag dimilikinya hilang entah kemana sebab telah tergantikan dengan sisi pribadi yang lain.

ØCara berdiri

Bila kemarin-kemarin Jokowi orang yang sederhana ini sangat santai sikap berdirinya walau ditempat manapun lagi-lagi malam ini kita melihat ada perubahan sikap berdiri Jokowi. Sigap berdiri yang ditunjukan oleh Jokowi mengisyaratkan ada kontradiski yang luar biasa dengan slogan kesederhanaan yang telah lama dia gunakan ditempat manapun. Sementara Prabowo maih tetap pada sigap yang sama.

ØCara penyampaian

Kita tau selama ini kalau Jokowi adalah figur yang sangat cepla ceplos dalam penyampaian. Mungkin masih ingat kita semua ketika Jokowi memeberikan jawaban pada pertanyaan jurnalis seputar mencalonkan diri menjadi Calon Presiden? “Cepres cepres capres cepres.. sudah saya bilang saya tidak akan maju capres kenapa ditanya terus..?” Jawaban inilah merupakan ciri khas Jokowi dari “kesederhanaan” yang dimilikinya selama ini. Masih ingatkah kita kemarin di KPU dengan “kesederhanaannya” Jokowi menyuruh pilih nomor urut dua? Namun pada debat semalam hal ini tidak lagi menonjol mungkin saja hilang semua kesederhanaan sebab ditelan rasa takut.

Melihat hasil di atas kita juga harus jujur mengatakan Jokowi mendapatkan Branding and positionic dalam perdebatan. Sayangnya tanpa disadari keberhasilan Branding and positionic telah memaksakan Jokowi menerapkan standar ganda pribadi yang bukan menjadi ciri khasnya. Ini juga yang membuat banyak rakyat menjadi bingung akan kepribadian Jokowi.

Selain dari itu perubahan signifikan pada diri Jokowi sanggup menampar balik timses Jokowi-JK yang mengatakan “tidak ada persiapan khusus pada jokowi untuk menghadapi debat Capres-Cawapres 09/06” sebab pada kenyataannya Jokowi sisi penampilam debat tidak dapat dibantah kalau Jokowi dipermak habis tanpa disadari berbuntut pada tebasan kesederhanaan yang selama ini dimilikinya menjadi yang dipaksakan hingga tidak lagi mengagumkan. Jokowi kehilangan kepercayaan rakyat dengan standar ganda bila figur kesederhanaan lah yang menjadi primadona selama ini. Bisa jadi figur sederhana tanpa polesan yang menjadi hati rakyat adalah  Prabowo subianto, dialah figur yang mempesona dalam kesederhanaan sekaligus tegas. inilah tipe idaman rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline