Lihat ke Halaman Asli

Singkawang Kembali Terguncang

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Oleh R. Rido Ibnu Syahrie---

Kemesraan yang terjalin antara Awang Ishak dan Abdul Muthalib pada periode pertama kepemimpinan, mulai ternoda. Walikota dan Wakil Walikota Singkawang yang dilantik 17 Desember 2012 itu hanya harmonis lima bulan saja. Jargon pasangan Aidul seakan tak lagi berharga. Benarkah Awang mengingkari janji dan kesepakatan sehingga Abdul Muthalib merasa didzalimi?

Pertanyaan itu hanya segelintir yang muncul dan menjadi bahan gunjingan warga Singkawang. Sebagian besar, terutama tokoh masyarakat dan politisi malah ada yang menyesali telah mendorong Awang berpasangan dengan Abdul.

Keterpaksaan lantaran sulitnya memilih figure untuk menyatukan suara mayoritas muslim, menjadi faktor utama Awang harus disodorkan. Sebab, Abdul Muthalib yang sesungguhnya bekerja total secara materi dan moril hingga lawan tangguh incumbent, Hasan Karman yang berpasangan dengan Ahyadi pun terjungkal tipis selisih 2.543 suara di bawah Aidul yang memperoleh 44.082 atau 45,50%.

Awal kesuksesan itu ternyata berbuah pahit. Versi Abdul, kepahitan dirasakan lantaran tercorengnya kesepakatan dengan Awang Ishak dalam ‘menata’ pemerintahan berikut job description yang sudah disepakati sejak awal. Padahal, tanda-tanda keduanya kompak terlihat dari, misalnya pengadaan mobil dinas. Jenis dan cc—nya dikompromikan.

Mobil dinas Awang Toyota Harrier Nopol KB 1 C malah ditabrak Mul’am, orang yang getol ngurus cagar budaya dan museum, 7 Februari 2013. Insiden ini terkait dengan kesepakatan Mul’am dengan Awang ketika masih menempati sebagai Ketua Badan Anggaran (Banang) DPRD Kota Singkawang. Kasus unik itu bergulir ke pengadilan meskipun pengadaan mobilnya diduga mendahului anggaran seperti diamanhkan Perpres 70 Tahun 2012.

Penempatan rumah dinas walikota di Jalan Firdaus juga dikompromikan hingga yang menempati adalah Abdul Muthalib. Sedangkan Awang tinggal di rumah istri keduanya, Akim di Gang 1000 Dinar Kelurahan Sedau Singkawang. Ternyata hal itu belum bisa membuat keduanya akur. Ada persoalan lain yakni persoalan penempatan orang-orang dalam SKPD.

Yang paling mencuat adalah proporsi alias ‘pembagian’ untuk penikmat kesuksesan pasangan Aidul yang memang telah berjuang habis-habisan. Mereka adalah kelompok ‘pejuang’. Sedangkan kelompok lainnya adalah kelompok ‘tawanan perang’ yakni mereka yang menjadi pengkhianat karena mendukung incumbent Hasan Karman saat suksesi tetapi menginginkan tetap berkiprah dan diberikan tempat.

Semua persoalan tersebut berakumulasi menyebabkan Singkawang terpecah menjadi dua kubu. Diperparah lagi dengan putusnya komunikasi antara Awang dan Abdul. Sungguh lucu, sebuah pemerintahan kota dibangun tanpa ada komunikasi. Semuanya menjadi bias karena yang ada hanya konflik kepentingan.

Dalam perspektif Abdul Muthalib, dirinya senantiasa mencoba untuk berkomunikasi namun tetap buntu. Kegundahan dirinya bukan lagi rahasia. Terlebih ia banyak berkorban mendapatkan perahu politik Golkar, PPP, PAN, PKB, dan PKS di awal suksesi.

Sekarang Aidul telah sukses diantarkan. Stigma Awang yang dulu pernah terguncang karena skandal sex dan dikalahkan Hasan Karman, sudah kembali diraihnya. Namun campur tangan Abdul Muthalib dan para ‘pejuang’ tentu saja tidak bisa dinafikan begitu saja dalam kesuksesan itu. Tinggal dua pilihan, terus berkonflik atau kedua pemimpin itu rekonsiliasi alias islah? Percayalah, menang jadi arang dan kalah jadi abu, apabila keduanya tetap keukeuh, ewuh pakewuh dan mau menang sendiri. Saatnya publik Singkawang bertindak agar tercapai visi Singkawang yang aman, nyaman, maju dan sejahtera berbasis jasa perdagangan dan industri. (*Pegiat Pers Kalbar/Mantan Pemred Harian Equator-Jawa Post Group )




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline