Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Bangku Biru

Diperbarui: 9 November 2021   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kembali ke tempatku dulu bekerja 

Ada sebuah kesepian menepi di tengah bangkitnya geliat asa pandemi.
Pandemi memporak porandakan negeri ini.
Mencabik-cabik ekonomi negeri ini.
Menguras air mata karena setiap hari terdengar deretan berita kematian tersaji di laman2 media massa.

Aku duduk pada bangku besi bercat biru tempat dulu berdiskusi 2 tahun lalu.
Ingatan ku terjaga rapi, kita diskusi membicarakan nasib negeri ini suatu saat pasca pilpres dan juga berbicara tentang sebuah ironi para petinggi di negeri ini.
Sajian kopi pagi, nasi goreng, dan gorengan alakadarnya menghiasi suasana riuh pembicaraan kita.

Kini aku duduk kembali dibangku sama hanya bisa termangu.
Tiga orang yang duduk dihadapanku menawarkan jiwa kosong tentang nasibnya.
Bangku biru pun sdh mulai berkarat seakan meneriakkan rasa kangen akan dirimu.
Bangku biru itu rindu ingin singgasananya diduduki dan disandarimu, mendengar celotehan politikmu tajam penuh warna.
Pohon-pohon jati rindu mendengar kisah-kisah lainnya dari dirimu.

Dimanakah dirimu?
Aku dengar dari orang-orang yg kutemui
Bahwa lebih 4 bulan tidak masuk kantor.
Tidakkah, kamu rindu pada bangku biru yang saat ini aku duduki, dan pohon-pohon jati yang berdiri kaku dan malas mengibaskan angin.

Aku rindu seruput kopi pagi mu.
Celotehanmu tentang ironi para petinggi negeri ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline