Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Habiburokhman Perhatian sama Ahok

Diperbarui: 27 Oktober 2016   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih ingat dengan Habiburokhman? lupa... masa lupa. Orangnya sering banget tampil cameo di TV, terutama di TV One. Kalau lupa, atau sengaja lupa, ya tidak masalah. Kepopuleran Habiburokhman terlanjur muncrat ke permukaan karena janjinya yang lumayan berani, yakni ingin loncat dari monas jika KTP Ahok terkumpul 1 juta. Setelah terkumpul 1 juta, bahkan lebih, jurus ngeles dia pakai.

Itulah namanya politisi sejati. Kalau tidak mau ingkar janji ya jangan jadi politisi. Urusan ingkar sih bukan hanya milik Habiburokhman saja. Banyak politisi dan pemimpin negara kena wabah penyakit ingkar janji. Antara ucapan saat kampanye dengan saat menjabat bertolak belakang. Tak perlu disebut siapa-siapa politisi dan pemimpin yang dimaksud. Orang yang melek politik pastinya tahu. Tapi yang sudah pasti ketahuan adalah Habiburokhman salah satunya.

Ya sudahlah, janji Habiburokhman sudah dianggap ke laut saja alias hilang entah kemana, atau Habiburokhman akan dianggap bertindak bodoh bila memenuhi janjinya. Dia pasti tidak mau rugi. Kalau dia jatuh, lalu cacat. maka masih ada kesempatan buat janji yang lebih hebat dari sekedar loncat dari monas. Tetapi sebaliknya kalau mati. Maka dengan sendirinya tidak memiliki kesempatan. Jangankan janji, buat ngiritik otomatis tidak bisa.

Tak perlu berharap Habiburokhman memenuhi janjinya, karena perbuatan konyol tersebut  tidak akan pernah dilakukannya.  Kini justru yang dilakukan Habiburokhman menunjukan sikap positif. Bersama rombongan dari Advokat Cinta Tanah Air (ACTA). Dia mengusung tumpeng ke Balai Kota DKI untuk disumbangkan buat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Tumpeng itu jelas hadiah, bukan pungli. Haree gini mana ada pungli pakai tumpeng.

Tumpeng itu adalah hadiah sebagai simbol ucapan selamat cuti buat Ahok. Tapi niat baik, hanya bertepuk sebelah mata. Habiburokhman dan teman-temannya tidak diperbolehkan masuk untuk membawa tumpeng itu ke ruang tamu Balai Kota.

"Sayang loh ini bikinnya semalaman nih untuk Gubernur, biar cutinya tenang, tenang selamanya," kata Habiburokhman di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (Kompas.com, 26/10/2016).

"Enggak usah pikirin Jakarta lagi. Jakarta sudah ada yang urusin," kata anggota ACTA yang lainnya.

Meski sudah ditolak Ahok, dengan tidak mau menerima hadiah, dengan semangat berapi-api, Kader Gerindra yang satu ini tetap keukeuh memaksa untuk memberikannya karena takut mubazir.

Sumarna, staf balaikota, tak kalah sigap dengan Habiburokhman. Dia tetap menolak pemberian Habiburokhman. Sumarna yakin kalau tumpeng itu hadiah dari Sophia Latjuba, Ahok pasti terima, Tapi ini hadiah dari musuh, jelas Ahok tolak. Kalau saja Ahok terima sama dengan mempermalukan dirinya. 

Perdebatan sempat berlangsung panas beberapa menit antara Sumarna dan ACTA. Polisi yang datang melerai pun, kena damprat salah satu anggota ACTA. Untung saja polisi itu sabar. Percuma saja, pikir polisi melawan para pengacara kalap. Melawan pun tidak ada gunanya. 

Nasib tumpeng sendiri, karena ditolak Ahok, akhirnya, dipotong oleh mereka sendiri. Potongan pertama diberikan kepada salah satu warga yang ada di Balai Kota DKI Jakarta. Sedikitnya Ahok bisa tersenyum, jika tahu Habiburokhman memberikan tumpeng itu kepada warganya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline