Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Pogba, Berharap Tidak Terusir untuk yang Kedua Kali

Diperbarui: 11 Agustus 2016   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infografis: detik.com

Seorang pelatih yang hebat tidak akan menyia-nyiakan bakat anak buahnya. 

Tapi tidak semua pelatih paham dengan pernyataan kalimat diatas. Terkadang pelatih menyukai pemain atas dasar suka tidak suka. Kalau kaidah suka dan tidak suka yang dipakai, maka pemilihan pemain berdasarkan selera pelatih, akibatnya akan ada beberapa pemain yang seharusnya berbakat dan akan menjamin kesuksesan sebuah klub kedepannya akan tersingkir.  

Salah satu pelatih yang gagal paham memahami, apalagi menerjemahkan kalimat diatas, adalah Sir Alex Ferguson. Fergie, sebutan untuk Alex Ferguson,  tak pernah berpikir bahwa Paul Pogba akan menjadi pemain masa depan MU, meski sudah banyak yang menggadang-gadangkan sebagai penerus kehebatan Ronaldo. Tetapi apa daya, Fergie, bukan tipe pelatih yang begitu gampang dipengaruhi. Apa yang menjadi keputusannya, bahwa itulah jalan yang terbaik yang harus diambil.

Keputusannya menjual Pogba adalah langkah terbaik yang diambilnya, tanpa ada pengaruh dari pihak lain. Saat itu, Juventus membeli Pogba dengan semurah mungkin, hanya 800.000 poundsterling. Harga semurah itu, telah memberi keuntungan untuk Juventus, sebab dengan kehadiran Pogba, prestasi Juventus makin menjulang.

Dalam kurun waktu empat musim bermain untuk seragam Hitam-Putih, Pogba telah menorehkan delapan trofi, baik juara liga Italia maupun piala Italia. Satu hal yang mencoreng prestasi Pogba, adalah kegagalan meraih Liga Champions di tahun 2014. Kegagalan tentu tidak membuat sinar kebintangannya redup, buktinya nilai harga transfer Pogba dipasang tinggi oleh Juventus.

Gilanya meski harganya dipasang tinggi, banyak klub yang berminat membelinya, salah satunya Real Madrid yang sudah memiliki dua pemain termahal, Ronaldo dan Gareth Bale. Klub lain yang meminati dirinya adalah Manchester United. Akhirnya MU-lah yang menjadi pilihan Pogba.  Pogba memilih MU, tentu ada alasannya. Mungkin, yang pertama, adalah keberadaan pelatih baru MU, Jose Mourinho, yang dianggapnya memiliki daya sihir yang akan mengasahnya menjadi pemain top. Selain itu, kembali ke Old Trafford, seakan kembali nostalgia dengan masa karir mudanya. Bagaimana pun MU ikut berjasa untuk perkembangan karirnya. Selanjutnya, di luar, faktor non teknis, kepindahannya ke MU atas saran ibunya. Feeling, seorang ibu pastinya tidak salah.

Dengan kembalinya ke MU, tentunya MU menghargainya tidak percuma. Pogba dibanderol dengan harga transfer 111 kali lebih besar dibanding saat pergi, senilai 89 juta poundsterling, lebih dari 4 juta pounsterling dari pemain termahal sebelumnya, Gareth Bale yang dibeli Real Madrid dari Tottenham Hotspur. Secara keseluruhan MU membeli Pogba mencapai 102 juta poundsterling karena termasuk klausul bonus, kontrak baru, dan bayaran untuk sang agen.

Sejatinya dengan bayaran semahal itu,Pogba harus membuktikan kualitasnya dan mampu menjamin MU menjuarai di musim pertamanya. Lalu trend positif bisa dilanjutkan pada musim keduanya dengan menjuarai Liga Champions di tahun 2018. Bahkan bisa berlanjut mempertahankan di tahun berikutnya. Tentu saja seorang Pogba, adalah pemain profesional. Dia tidak mau mengulangi terusir untuk yang kedua kalinya. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline