Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Dukungan Fahri untuk Mega

Diperbarui: 25 Agustus 2015   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang tak kenal Fahri Hamzah? semua orang pasti mengenalnya dengan baik, apalagi bagi para seteru atau lawan-lawan politiknya pada saat pilpres lalu. lawan politik Fahri datang dari dua kalangan partai atau non partai. Fahri, selain Fadli Zon, adalah orang yang sangat tidak disukai alias dibenci oleh para seterunya. Alasan yang paling masuk akal pada saat pilpres lalu lantaran Fahri berasal dari PKS, yang nota bene partai yang mendukung capres sebelah, begitu istilah yang dipakai oleh para Jokowilovers. lebih dari itu PKS itu sendiri saat itu terlibat skandal korupsi sapi. Makin pelaklah aroma kebencian kepada orang atau siapa pun yang berafiliasi dengan PKS. Terlebih lagi bagi kader kritis seperti Fahri, maka makin bencilah para seteru terhadap Fahri.

Bagaimana pun para seteru mengakui bahwa Fahri telampau cerdas bagi ukuran mereka. Tak heran, kuping para seteru makin panas, ditambah perut mereka pada mual bilamana Fahri berbicara keras menyinggung mereka. Salah satunya Adian Napitupulu (PDIP), yang kebakaran bulu hidung, bukan kebakaran jenggot. Untuk Adian kebakaran jenggot sudah keseringan. Jadi tepatnya kebakaran bulu hidung. Adian kebakaran bulu hidung yang hampir nyaris merusak penciuman lantaran dirinya disebut-sebut sebagai salah satu anggota DPR rada-rada bloon. Padahal kenyataannya memang demikian. Tempo lalu dia ketahuan, pas lagi sidang. Tidak mustahil, bukan hanya dia bertingkah tidak lazim pada saat sidang.

Pernyataan Fahri sendiri tidak usah terlalu diperdebatkan. Hampir 80 % anggota DPR menjadi wakil rakyat pakai uang, jadi tak usah heran ada orang-orang yang tak mengerti urusan negara atau hukum bisa jadi anggota DPR. Ini Indonesia bung Adian, semuanya pakai SUMUT (Semua Urusan Memakai Uang Tunai). Jadi sangat eloklah dia berbicara demikian. Apalagi dia berasal dari institusinya apalagi lagi dia saat ini dia menjabat sebagai Wakil  Ketua DPR RI. pernyataan Fahri Hamzah, dinilai sangat luar biasa. Kalau masyarakat umum sih sudah tahu betul borok-boroknya DPR.

Pernyataan yang lain dari cerdas dari Fahri adalah tentang wacana pembubaran KPK. Sontak saja semua, terutama para penggiat anti korupsi, seperti ICW dan beberapa elemen masyarat kelonjotan, bagai cacing disiram air panas. Kepala mendidih, mata melotot tanda geram, mengarah ke muka manis Fahri. Kicauan Fahri menebarkan bau racun arsenik yang pastinya bakal merusak urat-urat nadi perjuangan mereka. Tentu saja mereka melawan, sambil mencari tahu racun apa mengotori kepala Fahri. Racun itu malah menebalkan imun Fahri. Dia sangat ringan mengemukakan alasan-alasannya;

"KPK gagal menjawab delapan tahun untuk menangani korupsi sistemik padahal DPR sudah memberikan dukungan luar biasa," kata Fahri kepada wartawan di Gedung DPR/MPR, (Vivanews, Selasa 4 Oktober 2011).

Alasan lainnya, karena KPK yang sudah berusia sembilan tahun tersebut telah mengacak-acak eksistensi  lembaga dan orang. Maunya Fahri, KPK bertindak hanya sebagai supervisi dan koordinasi. Hal lain, yang diinginkan Fahri adalah keberadaan KPK hanya dibatasi sekurang-kurang 3 tahun, seperti apa yang terjadi di Hongkong. Dengan kesatria, apa-apa yang menjadi alasannya adalah karena sikap pribadinya bukan sikap resmi partainya, PKS. Dalam hal ini, suka atau suka kita harus mengakui kepiawaian sikap politik yang mau berbeda dengan pemikiran mainstream yang ada, termasuk harus bersinggungan dengan partainya.

Belakangan ucapan Fahri 4 tahun lalu tentang wacana pembubaran KPK, dapat respon positif dari Mega. Tentunya dengan pendapat berbeda tetapi arahnya sama. Menurut Megawati bahwa  KPK memiliki alasan yang kuat saat dibentuk, yaitu untuk memberantas korupsi. Namun, keberadaan institusi itu tidak diperlukan apabila korupsi sudah ditangani dengan baik. "Kalau sekarang putar-putar terus, sampai kapan (keberadaan) KPK, padahal pembentukannya memiliki alasan," ujar Megawati. (tempo,25 Agustus 2015).

Inti dari pernyataan Mega adalah KPK sudah tidak diperlukan, dengan halus dia meminta Pemerintah (Jokowi) membubarkannya, lantaran urusan korupsi sudah ditangani dengan baik. Dalam hal berbicara tersebut, Mega tidak menyebut lembaga lain yang menangani korupsi. Tetapi arah pemikirannya dapat ditebak bahwa lembaga yang dimaksud Mega adalah Kejaksaan dan Kepolisian. Dan memang terbukti, di era Jokowi, peran kepolisian sangat aktif saat memberantas kartel sapi dan urusan dwelling time. Kejaksaan pun demikian, meskipun dibuat malu-maluin karena salah tangkap.

Hanya saja ada perbedaan, apa yang disampaikan Mega dan Fahri. Bila Fahri dapat bully dari seluruh masyarakat termasuk PDIP, sementara Mega dapat dukungan dari semua pihak, terutama PDIP dengan segala cara membela habis-habisan apa yang disampaikan Mama Mega, termasuk Adian. Dalam pikir Adian; Gile Gue dikatain Bloon sama si Fahri, eh Bos Gue ikut-ikutan Bloon Kaya si Fahri. Sawios Permios.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline