Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Untukmu Deddy Mizwar

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang paham siapa itu Deddy Mizwar? Seorang aktor kawakan yang mengalami masa keemasan pada masa akhir 70-an dan di awal 80-an. Puncak keberhasilannya ketika dia menyabet Piala Citra Tahun 1987 untuk peran Nagabonar. Di dunia layar gelas, dia pun turut aktif  main sinetron Para Pencari Tuhan (PPT). Uniknya sinetron itu hanya muncul di masa-masa bulan Ramadhan. Kini sinetron itu memasuki tahun ke- 8 penayangannya.

Sebuah sinetron mampu bertahan sampai tahun ke-8 merupakan suatu prestasi tersendiri, walaupun hanya muncul di bulan Ramadhan. Jalan cerita pada sinetron itu yang berbeda dari sinetron lainnya sehingga mampu bertahan selama 8 tahun. Sinetron tersebut menawarkan cerita keharmonisan dan kesederhanaan suatu kampung yang menjadi ciri kekuatannya. Deddy Mizwar sendiri berperan sebagai Bang Jack, tukang jagal kebo merangkap marbot mesjid digambarkan sebagai orang yang bijaksana yang mampu menyelesaikan masalah dengan enteng sekalipun masalah itu berat.

Di tengah-tengah kegembiraan sinetron PPT memasuki tahun ke-8,  keberadaan Dedi Mizwar pada sinetron itu mulai  digoyang, lantaran Deddy Mizwar sebagai pejabat publik dianggap kurang etis masih main sinetron. Bukan hanya sinetron saja yang dipermasalahkan tetapi juga bintang iklan. Dan yang menggoyang itu tak tanggung-tanggung adalah KPK sendiri.

KPK mengimbau Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar fokus melayani masyarakat. Diketahui, Deddy masih bermain sinetron walaupun sudah berstatus sebagai penyelenggara negara.

"Secara moral, penyelenggara negara, harusnya digunakan waktunya untuk melayani masyarakat," kata Direktur Gratifikasi KPK, Giri Suprapdiono, Minggu (Tribunnews; 13/7/2014),

Apa yang dihimbau KPK  adalah benar dan harus legowo diterima oleh Deddy Mizwar. Dia harus menjadi contoh bagi pejabat-pejabat yang lain yang memiliki pekerjaan sebelum atau sesudah menjadi pejabat publik. Pejabat publik bukan barang main. Dia dipilih oleh rakyat, maka segala jabatan yang diembannya harus melayani kepentingan rakyat.

Selain masalah pelayanan, yang disorot oleh KPK adalah gratifikasi. KPK khawatir bahwa pekerjaan Deddy Mizwar di luar pekerjaannya ada sangkut pautnya dengan gratifikasi. Gratifikasi atau tidaknya, KPK-lah yang memutuskan. Deddy Mizwar tak perlu mencari-cari alasan lain bahwa Dahlan Iskan pun main sinetron dan iklan. Baik dia atau Dahlan Iskan harus menghentikan segala aktivitas untuk main sinetron atau iklan. Berhentinya dia sudah membantu masyarakat dan KPK dari sifat syak-wasangka.

Semestinya ini harus dipahami oleh Deddy Mizwar sebelum terjun ke politik, bahwa pejabat publik harus menghentikan pekerjaan sebelumnya. Deddy harus mencontoh Ridwan Kamil. Setelah jadi wali kota, pekerjaan dia sebagai arsitek ditinggalkan. Memang membandingkan dia dengan Ridwan sangat berbeda karena pekerjaan dia tidak terlalu berbentur dengan konflik kepentingan karena kerja cuma main sinetron. Tetapi tetap saja sebagai pejabat publik harus berhenti dan fokus untuk melayani masyarakat.

Inilah sebuah resiko yang harus ditanggung oleh Deddy Mizwar. Dia semestinya tak harus gatal ikut pilgub. Untuk menjadi orang penting tidak harus jadi wakil gubernur. Menjadi sutradara, produser, atau pemain sinetron sama penting dengan jabatan publik, bahkan lebih menguntungkan karena tidak terlalu menjadi sorotan masyarakat, berbeda dengan jabatan publik, sedikit saja salah melangkah, siap-siap saja orang-orang mem-bullynya.

Ada jalan keluar yang harus ditempuh oleh seorang Deddy Mizwar, yakni, berhenti main sinetron atau tetap main sinetron dengan resiko harus dibully oleh masyarakat. gitu aja kok repot.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline