Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Golkar, Belajarlah Jadi Oposisi

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi sambut baik Golkar gabung koalisi Jokowi-JK - Ical didesak lengser gagal Pilpres - Capres Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie

Golkar, Belajarlah Menjadi Oposisi Oposisidalam duniapolitikberartipartaipenentang di dewan perwakilan dsb yang menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa. Opposition lazim diterjemahkan menjadi oposisi. Kata itu berasal dari bahasa Latin oppōnere, yang berarti menentang, menolak, melawan. Nilai konsep, bentuk, cara, dan alat oposisi itu bervariasi. Nilainya antara kepentingan bersama sampai pada kepentingan pribadi atau kelompok. (Wikipedia) Pada prinsipnya dasarnya sama bahwa ciri dari oposisi itu adalah pihak atau partai  yang mengkritisi program pemerintah. Mereka sebagai penyeimbang atau rujukan dari rakyat untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah agar pelaksanaanya berjalan dengan benar.

Capres Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (lensaIndonesia) Namun sangat disayangkan di Indonesia oposisi dianggap barang aneh, seperti apa yang dilakukan Golkar pada paska Pilpres 2014. Sinyalemen Golkar keluar dari koalisi merah putih dan bergabung dengan koalisi kerakyatan, pengusung Jokowi mulai terendus seiring dengan kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla versi hitung cepat sejumlah lembaga survei. Agung Laksono, sebagai DPP Partai Golkar tidak menampik keinginan tersebut sepanjang yang menyangkut pada kepentingan nasional. Saat ditanya kenapa Partai Golkar begitu mudah berpindah haluan? Agung menjawab, "sepanjang nawaitunya (niatnya) untuk kepentingan nasional." (Tempo.13-07-2014) Apalagi beberapa politisi partai Golkar sebelumnya ada yang menjadi Timses Jokowi-JK, seperti Luhut B Panjaitan, Nusron Wahid, dan Poempida Hidayatullah. Dalam sejarah perpolitikan di Indonesia, Golkar selalu menancapkan dua kaki, dan biasanya mereka memilih menancapkan kakinya pada kekuasaan. Itulah sebabnya partai golkar tidak mengenal oposisi. Jokowi dan partai-partai yang ada pada koalisi kerakyatan harus menolak setiap tawaran Golkar. Tujuannya untuk membangun pendidikan politik yang sehat. Biarkanlah Golkar belajar menjadi oposisi seperti apa yang pernah dilakukan PDIP, Hanura dan Gerindra. Menjadi oposisi bukan barang aneh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline