Isu yang berkembang dalam beberapa minggu ini adalah adanya usaha pemakzulan Jokowi. Tentu yang menjadi tertuduh dari isu pemakzulan itu adalah KMP yang dikomandoi oleh Prabowo. Pertama kali isu pemakzulan tersebut justru dilontarkan oleh Ray Rangkuti, pengamat politik, yang juga simpatisan Jokowi, kemudian berkembanglah isu tersebut setelah adanya pernyataan dari Hasyim Djoyohadikusumo yang diplintir oleh beberapa media nasional seolah-olah makin menguatkan isu pemakzulan Jokowi.
Kenyataan yang sebenarnya, baik Hasyim dan KMP tidak mungkin mengotak-atik rencana pemakzulan Jokowi. KMP dan seterunya masih berpikir waras. Mereka tentu berpikir seribu langkah jika harus memakzulkan Jokowi. Bakal ada resiko politik yang mereka tanggung jauh lebih berbahaya dari sekedar pemakzulan Jokowi. Sebaliknya sikap Ray Rangkuti dan para simpatisan Jokowi justru yang akan menjadi bumerang untuk Jokowi sendiri, Ray dan simpatisan akan menjadi predator yang siap menggerogoti pemerintah Jokowi dengan diawali melemparkan isu pemakzulan Jokowi ke kubu KMP.
Saat diskusi bertema "Politik Bohong dan Jegal-jegalan: Mampukah Jokowi Bertahan?", di Teh Tong Tji, Gedung Menteng Huis, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (12/10/2014). Ray Rangkuti secara gamblang membeberkan bahwa Jokowi layak dimakzulkan jika :
- Jokowi tidak menuntaskan kasus penculikan aktifis 98;
- Jokowi tidak menyelesaikan kasus Munir;
- Jokowi tidak menuntaskan kasus Lapindo;
- Jokowi tidak menyelesaikan kasus Century;
- Jokowi tidak mampu memenjarakan para pengemplang pajak;
- Jokowi tidak dapat memberantas mafia di sektor migas dan sumber daya alam;
- Jokowi menambah hutang dengan luar negeri;
- Jokowi meningkatkan politik impor.
Dari keterangan diatas sudah jelas bahwa yang meniupkan bau gas pemakzulan datang dari pihak Jokowi. KMP dan Prabowo tidak tahu sama sekali. Mereka hanya kena getahnya paska kemenangan kubu KMP di parlemen, lalu digosok-gosok oleh Ray cs, sebagai jalan memakzulkan Jokowi.
Penulis sendiri percaya, Jokowi akan dimakzulkan. Yang memakzulkan Jokowi bukan seorang Hasyim, atau Ray Rangkuti, terlebih lagi KMP. Tetapi Jokowi sendirilah yang akan memakzulkan dirinya, seandainya KPK berhasil dan berani membuktikan keterlibatan Jokowi pada pelbagai kasus korupsi, baik yang ada di Solo, maupun di Jakarta, atau bisa juga Jokowi terlibat skandal asmara yang di-blow-up oleh beberapa media nasional. Kecil kemungkinan terjadi pada kasus kedua, mengingat Jokowi adalah tipe suami yang setia terhadap istrinya. Tetapi untuk kasus korupsi pun Jokowi tak perlu khawatir, sebab sampai detik ini, KPK belum memiliki nyali memeriksa Presiden. Jangankan presiden, keluarganya pun tidak berani menyentuhnya, seperti yang terjadi pada Ibas.
Wacana pemakzulan Jokowi untuk sementara hanya angin lalu, Jokowi dapat bernapas lega. Tapi entahlah ke depannya, makzul atau tidaknya Jokowi tergantung pada nasib dan takdir Jokowi itu sendiri, bukan orang lain. Wis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H