Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Tragedi Sepakbola Koplak ala PSIS VS PSS

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lima gol bunuh diri warnai laga PSS vs PSIS yang digelar di stadion Ssana Krida Sleman, Minggu 26 Oktober 2014.

Kembali Sepak bola Indonesia tercoreng  setelah pertandingan Divisi Utama yang memalukan antara PSS Sleman dan PSIS Semarang di Stadion Sasana Krida, Sleman, Minggu (26/10/2014), dihujani lima gol bunuh diri. Kejadian ini acapkali terjadi di tanah air. Kejadian tersebut mengingatkan kembali pada peristiwa sepak bola antara Indonesia vs Thailand. Hanya gara-gara menghindari Vietnam, salah satu pemain Indonesia, Mursid Effendi melakukan gol bunuh diri dengan sengaja.

Tampaknya peristiwa itu diulangi lagi oleh para pemain pada dua kubu PSIS dan PSS Sleman. Dua dari Lima gol diciptakan lewat gol bunuh diri oleh pemain PSS, yakni  Hermawan (86) dan Agus Setiawan (88). Dalam video berdurasi 12:39 menit yang diunggah ke Youtube, kedua tim seperti malas bertanding. Menjelang bubar, para pemain PSS bergerombol  memainkan bola di daerah pertahanannya sendiri.

Bahkan, kejadian yang aneh (menit 2:07) salah satu pemain PSIS berada di bawah mistar gawang PSS sebagai penyelamat untuk PSS agar gawangnya tidak kebobolan lebih banyak lagi oleh pemain PSS ke ke gawangnya sendiri. Entah apa yang terjadi dengan otak para pemain PSS hingga dua kali menceploskan bola ke gawangnya sendiri. Lebih parahnya lagi, unggul dua gol  tidak membuat para pemain PSIS senang. Bahkan para pemain PSIS ikut membantu menggolkan tanpa perlawanan dari pemain PSS pada menit ke-90. Degelan pertandingan tidak berhenti disitu,  beberapa pemain PSS tiba-tiba terjatuh tanpa alasan.

Beberapa pemain yang jatuh diganti karena dianggap cedera. "Kemenangan" PSS akhirnya ditentukan oleh gol bunuh diri pemain PSIS, Koemadi. Namun, anehnya lagi, Koemadi justru sempat terlihat seperti orang melakukan selebrasi seusai mencetak gol tersebut.

Alasan yang menjijikan dari permainan koplak tersebut lantaran kedua tim dikabarkan tidak mau menang untuk menghindari Borneo FC pada babak semifinal dengan alasan faktor nonteknis yang kental di sana. Borneo FC finis di posisi kedua dengan raihan 10 poin, di bawah Martapura FC.

CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono sudah mencium bau tak sedap  pertandingan yang koplak dan telah merusak semangat fair play dalam dunia sepak bola.  Langkah yang tepat harus dilakukan dengan memanggil seluruh pemain yang terlibat dalam gol bunuh diri tersebut, tim pelatih, wasit dan ofisial pertandingan pada Selasa (28/10/2014). Semuanya harus diberi sanksi berat untuk kasus tersebut.

"Para pemain yang melakukan gol bunuh diri tidak ada ampun. Semua harus minggir dari sepak bola Indonesia," kata Hinca. (kompas. 28/10/2014)

Kita dukung langkah PSSI untuk menghukum para pemain yang otaknya pada koplak tersebut, karena mereka lah yang akan menjadi perusak perkembangan sepak bola di Indonesia. Bangsat untuk para pemain PSIS dan PSS.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline