Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Dirut PT KAI Ignasius Jonan saat menandatangani perjanjian kerjasama penertiban lahan di bawah jalan layang kereta api, di Balaikota Jakarta, Rabu (1/10/2014).
Kali ini gua setuju ama pendapat Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengapresiasi pilihan Presiden Joko Widodo dengan menunjuk Ignasius Jonan menjadi Menteri Perhubungan. Bedanya gua sama Ahok, yakni kalau Ahok percaya banget sama si Jonan bahwa dia meyakini urusan macet ibu kota bisa diatasi oleh si Jonan dengan cara adanya koordinasi antara Pemprov DKI, Pemerintah Pusat, dan Kementerian Perhubungan.
"Bagus, sesuai Pak Jonan itu (Menhub) sesuai yang saya harapkan, bisa bekerja sama dengan baik," kata Basuki, di Balaikota, Senin (kompas. 27/10/2014).
Kalau aku setuju dipilihnya Jonan karena gua dah merasa hasil kerja keras dia yang betul-betul luar biasa. Top markotop deh buat Pak Jonan. Sebulan lalu, gua pergi ke Malang naik sepur, betapa kagetnya dengan perubahan sekrang. Sepur yang dulu rada kotor dan dihuni oleh kumpulan pedagang asongan. Kini jadi bersih dan bebas dari raungan pedaganga asong yang biasanya cukup mengganggu tidur gua.
Lagi-lagi gua juga harus setuju dengan pendapat si Ahok yang ngomong bahwa si Jonan orang yang tepat dipilih jadi menhub. "Seharusnya sih (Jonan) oke ya mengurus (transportasi) udara dan laut juga. Mungkin (penyelesaian permasalahan transportasi) lebih cepat di tangan dia (Jonan)," ucap Basuki. Nggak salah lagi, latar belakang Jonan sebagai Direktur Utama PT Kereta Api sejalan dengan visi gua dan tidak melulu sejalan dengan visi Ahok. Dari dulu gua berharap banget kemacetan di Indonesia, terutama di Jakarta bisa diselesain dengan moda transportasi massal berbasis rel. Maka gua berharap dibawah kepemimpinan dia, kemenhun bisa ngebangun banyak jalur rel kereta api.
Gua rasa transportasi massal berbasis rel adalah modal untuk mengatasi kemacetan lalu lintas Jakarta yang dari hari ke hari makin parah karena mampu mengangkut penumpang dengan kapasitas yang cukup besar, aman, nyaman, dan biayanya terjangkau. Selain itu, gua harap jalur-jalur kereta api diperbanyak lagi dibangun di beberapa tempat yang selama ini mengalami kendala dengan urusan transportasi.
Gua percaya si Jonan dapat membantu si Ahok yang sudah kepalang tanggung dibebani oleh transportasi massal berbasis rel yang harus dikembangkan di Jakarta adalah kereta rel listrik (KRL), light rail transit (LRT), dan mass rapid transit (MRT). Tetapi bukannya si Ahok yang perlu dibantu, kepala daerah lain perlu dibantu.
"Transportasi massal yang paling utama dikembangkan itu KRL dan MRT. Untuk penghubung yang kecil dan penumpangnya tidak terlalu banyak ya pakai LRT. Seluruh dunia, kombinasi transportasinya seperti itu, baru kemudian ditambah busnya," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.
Dasar lu Ahok, gua nggak dapat hindari untuk tidak setuju dengan si Jonan. Sulit rasanya buat gua untuk tidak setuju dengan si Jonan, lantaran gua sudah merasakan hasilnya hasil buah kerjanya. Dan gua akan selalu mendukung program dari orang hebat macam Ignatius Jonan tanpa pandang rasis. Yuk Marii...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H