Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

Bahasa Jawa Banten, Salah Satu yang akan Punah

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1418399398132138161

[caption id="attachment_382261" align="aligncenter" width="576" caption="asepsunda.files.wordpress.com"][/caption]

Orang diluar  Banten banyak yang tidak tahu bahwa di Serang, Cilegon, dan sebagian kecil di wilayah pantura Banten banyak yang menggunakan bahasa Jawa. Bahasa Jawa ini ikut memperkaya keragaman budaya bahasa di Banten. Tentu selain bahasa Jawa ada juga bahasa Sunda yang sebagian besar dipakai di wilayah Serang, kira-kira 40%, Tangerang, kira-kira 30 %, Pandeglang, dan Lebak. Ada juga yang menggunakan Bahasa Betawi di perbatasan dengan wilayah dengan Jakarta. Bahasa-bahasa lain, seperti Batak, Padang, dan yang lainnya ada tetapi tidak terlalu signifikan. Umumnya dalam komunikasi antar suku yang satu dengan yang lainnya di kota Serang, Cilegon, dan Tangerang khususnya menggunakan Bahasa Indonesia, sedangkan untuk yang di Kota Pandeglang dan Lebak, karena masih homogen menggunakan Bahasa Sunda.

Jangan dipikir Bahasa Jawa di Banten, sama dengan yang digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Buktinya Mertuaku yang berasal dari Jawa Tengah dibuat terbengong-bengong tanda tak paham saat diajak ngomong sama pembantuku yang memang penduduk asli di Serang. Dari beberapa Kosakata yang diucapkan oleh pembantuku tidak banyak ditemukan pada kosakata  Bahasa Jawa, baik yang di Jateng, maupun Jatim, seperti, Kata Sire = Kamu, Lake = Tidak ada, atau Kite = Kita.

Selain dari kosakata, cara berbicara (dialek) bahasa Jawa Banten sangat berbeda dengan yang ada di Jateng dan Jatim. Gaya berbicaranya  mirip dengan bahasa Jawa Banyumasan, tetapi ada sedikit masukan dari gaya Bahasa Sunda khas Banten. Hal itu sangat unik, karena adanya perpaduan akulturasi dialek bahasa antara Bahasa Jawa khas Banyumasan dengan Bahasa Sunda Khas Banten. Dari perpaduan tersebut melahirkan keunikan itu sendiri, karena banyak orang yang berasal dari Tegal atau Purwokerto (akar dari Bahasa Banyumasan ) atau dari Lebak dan Pandeglang ( akar Bahasa Sunda khas Banten) perlu berpikir keras memahami jika ada temannya yang berbicara Bahasa Jawa Banten.

Tetapi bagaimana pun mereka berhak mengakui bahwa bahasa yang mereka gunakan adalah bagian dari bahasa Jawa juga, terlepas orang Jateng atau Jatim tidak memahami bahasa mereka. Alasan mereka lebih didasarkan pada asal-usul leluhur mereka. Dari catatan sejarah, tertulis bahwa orang-orang yang sekarang berbicara bahasa Jawa Banten, dulunya berasal dari Cirebon dan Jawa Tengah juga, tepatnya  Demak dan Kediri. Mereka ribuan datang ke wilayah Banten, lalu mendirikan kerajaan Banten, sehingga tak aneh Bahasa Jawa Banten dianggap sebagai bahasa kerajaan. Di Serang sendiri, sudah dihuni oleh penduduk berbahasa Sunda. Tak ayal lagi telah terjadi akulturasi bahasa, perlahan karakter asli bahasa Jawa Banyumasan mulai hilang, maka lahirlah apa yang disebut Bahasa Jawa Banten.

Menurut sejarahnya, bahasa Jawa Banten mulai dituturkan di zaman Kesultanan Banten pada abad ke-16  sekitar 1526 diawal-awal terbentuknya kesultanan banten di bawah Sultan Maulana Hasanuddin. Di zaman itu, bahasa Jawa yang diucapkan di Banten tiada bedanya dengan bahasa di Cirebon, sedikit diwarnai dialek Banyumasan, ya karena Sultan Maulana Hasanuddin sendiri merupakan Putera Sunang Gunung Jati raja kesultanan Cirebon. Asal muasal kerajaan Banten memang berasal laskar gabungan Demak dan Cirebon yang berhasil merebut wilayah pesisir utara Kerajaan Pajajaran, setelah sebelumnya merebut Sunda kelapa daro tangan portugis. Namun, bahasa Jawa Banten mulai terlihat bedanya dalam perjalanan kesultanan Banten, apa lagi daerah penuturannya dikelilingi daerah penuturan bahasa Sunda bekas masyarakat Pajajaran. (Sejarah Bahasa Jawa menjadi Bahasa Asli Banten, Warasfarm, 13 Desember 2013)

Sampai sekarang penutur Bahasa Jawa Banten berkisar 3 Juta. Pengguna terbanyak di Cilegon, Serang, dan sebagian kecil di Tangerang. Bahasa Jawa Banten adalah salah satu contoh yang berhasil perpaduan antara dua budaya besar Jawa dan Sunda. Sayangnya pengguna Bahasa Jawa Banten mulai tergerus oleh kemajuan jaman, sehingga pengguna bahasa Jawa Banten mulai berkurang dalam beberapa tahun kemudian. Jika sampai berkurang penggunaanya. Boleh jadi Bahasa Jawa Banten adalah salah satu bahasa yang bakal punah dalam 50 tahun yang akan datang. Semoga hal itu terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline