Lihat ke Halaman Asli

Dean Ridone

Saya Hanya orang Biasa

PERSIK Bubar, PSSI Dapat Pelajaran Penting

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jawara ISL 2003 dan 2007 Persik Kediri menyatakan diri membubarkan diri. Bubar mereka sifatnya sementara. Bilamana kondisi keuangan mereka membaik, Persik akan kembali ikut kompetisi lagi.
Sebenarnya PSSI menawarkan kepada Persik untuk turun tahta ikut berkompetisi di Divisi Utama. Akan tetapi tawaran tersebut ditolak. Pengurus klub lebih memilih mundur dan diikuti dengan membubarkan diri.
Bubarnya Persik dipicu dari tidak lolosnya verifikasi yang disyaratkan oleh PSSI. PSSI mensyaratkan semua tim yang ikut kompetisi diharuskan memiliki anggaran keuangan yang cukup. Persik beserta Persiwa Wamena dikeluarkan karena memiliki kondisi keuangan yang paling buruk diantara tim-tim lainnya.
Beberapa pemain asing yang dikontrak oleh Persik telah bergabung dengan tim lain paska Persik bubar. Ada yang bergabung dengan MU, ada dengan Barito. Masih ada sebagian lainnya menunggu tawaran klub-klub lainnya.
Terlepas dari persoalan bubarnya Persik, langkah yang dilakukan oleh PSSI dalam menerapkan aturan ketat soal kondisi keuangan sangatlah tepat. Memang sudah saatnya kompetisi sepak bola di Indonesia harus dibangun dengan kondisi keuangan yang sehat. Keuangan sehat menjamin tidak tertunggak gaji pemain.
Cerita-cerita sedih tentang pemain asing yang hidup merana di Indonesia lantaran persoalan gaji. Salah satunya adalah pemain Persis Solo asal Uruguay yang harus meregang nyawa. Dia meninggal lantaran kena typhus berat yang awalnya karena tertunggak gajinya selama 6 bulan mengharuskan dia mendapat pelayanan yang buruk. Kisah lainnya masih terjadi di kota yang sama. Seorang pemain asing asal Rusia harus bekerja nyambi jadi penjual jus buah lagi-lagi alasannya karena tertunggak gaji. Dua kasus ini adalah contoh kasus yang diungkap ke media, masih banyak kasus yang sama terjadi di negeri. Klub mapan seperti Persija dan Persebaya pernah mengalaminya.
Apa yang dilakukan Persik adalah tepat. Daripada dirundung malu di tengah kompetisi karena tak mampu menggaji pemain ebih baik bubar tidak terlibat di arena laga sepak bola di Indonesia. PSSI dapat pelajaran penting dari bubarnya Persik. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline