Lihat ke Halaman Asli

Rido Nababan

Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Memupuk Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini

Diperbarui: 26 November 2024   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak kecil sedang bertanya ke orang tua. (Sumber: freepik.com)

Hai, Para Orang Tua Hebat!

Pernah ngalamin nggak sih, anak kecil suka banget nanya "Kenapa, sih?" terus menerus? Jangan kesel dulu, Bun! Justru itu tanda kalau otak si kecil lagi aktif banget, lagi pengin tahu segalanya. Nah, kesempatan ini jangan disia-siain, yuk kita manfaatkan buat asah kemampuan berpikir kritisnya.

Mungkin kamu bertanya-tanya, "Apa sih pentingnya berpikir kritis buat anak kecil?" Sederhananya, berpikir kritis itu kayak jadi detektif cilik. Anak-anak belajar buat menganalisis informasi, mencari tahu penyebab suatu kejadian, dan menemukan solusi dari masalah. Dengan kemampuan ini, anak-anak jadi lebih percaya diri, kreatif, dan bisa menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik.

Memupuk berpikir kritis pada anak usia dini itu kayak menanam bibit. Semakin awal kita tanam, semakin subur tanamannya nanti. Bayangkan, kalau dari kecil kita sudah sering ajak anak berpikir, nanti pas dia besar, pikirannya jadi kayak lautan yang luas, penuh dengan ide-ide cemerlang.

Tapi, gimana caranya kita mengajarkan anak-anak yang masih kecil untuk berpikir kritis? Jangan khawatir, Bun, Dad! Ada banyak cara seru dan menyenangkan yang bisa kita lakukan. Yuk, kita bahas satu per satu!

Tips Memupuk Berpikir Kritis pada Anak Usia Dini

1. Ajak Ngobrol Seru

Jangan cuma kasih jawaban langsung ya, Bun. Kalau anak nanya "Kenapa langit biru?", jangan langsung jawab "Karena itu udah hukum alam". Coba ajak dia berpikir, "Menurut kamu, kenapa ya langit bisa biru? Apa mungkin karena matahari?" Dengan begitu, anak jadi terbiasa mencari jawaban sendiri.

2. Bermain Peran

Ajak anak bermain peran jadi berbagai profesi. Misalnya, jadi dokter, guru, atau pilot. Dengan bermain peran, anak akan belajar mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, dan berpikir dari sudut pandang orang lain.

3. Ceritakan Dongeng

Pilih dongeng yang mengandung teka-teki atau masalah yang harus dipecahkan. Setelah cerita selesai, ajak anak berdiskusi, "Menurut kamu, kenapa si tokoh cerita melakukan itu?" atau "Kalau kamu jadi si tokoh, apa yang akan kamu lakukan?".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline