Lihat ke Halaman Asli

Rido Nababan

Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Perjalanan Pendidikan Nasional: Mengubah Diri Menuju Transformasi Pendidikan

Diperbarui: 18 Februari 2024   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Refleksi Perjalanan Pendidikan Nasional

Sejarah pendidikan nasional Indonesia adalah perjalanan yang penuh warna dan perubahan signifikan. Dari masa kolonial hingga kemerdekaan, perjalanan ini mencerminkan ketahanan dan semangat perjuangan untuk memajukan sistem pendidikan. Pada awalnya, pendidikan di Indonesia diwarnai oleh pengaruh Belanda yang menjadikan sistem pendidikan sebagai alat penjajahan. Namun, semangat pemberontakan mulai muncul melalui tokoh-tokoh seperti Ki Hadjar Dewantara.

Inspirasi dari Ki Hajar Dewantara memunculkan pemahaman baru tentang esensi pendidikan yang mencakup nilai-nilai lokal, keberagaman, dan pengembangan karakter. Inspirasi tersebut menggerakkan langkah-langkah konkrit yang dapat diambil di ruang kelas dan di lingkungan sekolah.

Pemahaman mendalam tentang sejarah pendidikan nasional Indonesia menjadi fondasi yang tak ternilai. Mengetahui perjuangan dalam mengubah pendidikan dari alat penjajahan menjadi kekuatan pembangunan nasional menginspirasi saya untuk memahami nilai-nilai keadilan dan kesetaraan dalam pendidikan. Dari sini, saya berkomitmen untuk menerapkan pendekatan yang inklusif di kelas, memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.

Abad ke-21 membawa tantangan dan peluang baru dalam pendidikan. Saya menyadari pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan mengakomodasi kebutuhan keterampilan 21st century. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik, saya berencana untuk meningkatkan keterampilan digital saya, mengintegrasikan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, dan memastikan bahwa siswa memiliki akses ke platform pendidikan daring. Selain itu, saya akan menekankan pengembangan keterampilan soft skill seperti kreativitas, kolaborasi, dan kritis berpikir dalam setiap pelajaran.

Inspirasi dari Ki Hajar Dewantara, terutama konsep "Taman Siswa," membawa pemahaman mendalam tentang arti sebenarnya dari pendidikan holistik. Saya akan berusaha menciptakan suasana kelas yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis tetapi juga pada pembentukan karakter. Menanamkan nilai-nilai seperti keberanian, kejujuran, dan rasa tanggung jawab akan menjadi bagian integral dari setiap pembelajaran.

Selain itu, dalam refleksi ini, saya menyadari urgensi menjaga keberagaman budaya dalam pendidikan. Setiap siswa membawa latar belakang budaya yang unik, dan sebagai calon pendidik, saya akan mendorong apresiasi terhadap keanekaragaman ini. Melalui pengintegrasian konten lokal dalam kurikulum, saya berharap dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa.

Refleksi ini tidak hanya berbicara tentang perubahan di dalam kelas, tetapi juga melibatkan kontribusi pada tingkat yang lebih besar. Saya merasa bertanggung jawab untuk terus mengikuti perkembangan dalam kebijakan pendidikan nasional, berpartisipasi dalam inisiatif yang mendukung perubahan positif, dan berkolaborasi dengan sesama pendidik untuk berbagi pengalaman dan strategi yang berhasil.

Sebagai calon pendidik, refleksi ini menjadi pendorong untuk terus belajar dan berkembang. Saya berkomitmen untuk menjalani pendekatan pembelajaran sepanjang hayat, terbuka terhadap inovasi, dan siap menghadapi perubahan demi meningkatkan kualitas pendidikan. Ki Hajar Dewantara tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga pemimpin spiritual dalam perjalanan transformasi pendidikan saya dan semoga bisa berkontribusi pada transformasi pendidikan nasional Indonesia secara keseluruhan.

#FilosofiPendidikanIndonesia #PPG




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline