Lihat ke Halaman Asli

Rido Nababan

Creative Copywriter | Content Writer | Teacher

Cerpen Romantis: Kenangan Bersama Cinta

Diperbarui: 19 November 2023   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerpen: Kenangan Bersama Cinta

Karya: Rido Yusup Nababan

Pagi itu, matahari terbit dengan lembut, menerangi kamar kami yang penuh dengan cahaya kuning hangat. Aku terbangun dari tidurku, menemukan diriku berada di dalam selimut yang hangat, dan senyum perlahan menghiasi wajahku. Di sebelahku, tidur pulas adalah orang yang telah mengisi hidupku dengan kebahagiaan selama lebih dari dua puluh tahun: istriku, Claudia.

Aku mencium lembut rambutnya yang berantakan dan mencoba untuk tidak membangunkannya. Kami telah merencanakan hari ini sebagai hari khusus, waktu untuk menghabiskan momen bersama tanpa gangguan dari rutinitas sehari-hari kami. Ini adalah momen-momen seperti ini yang membuat hidup itu indah.

Setelah berhati-hati menyusup keluar dari tempat tidur tanpa membuat suara berisik, aku berjalan ke dapur untuk memulai sarapan pagi. Aku tidak bisa memasak sebaik Claudia, tetapi aku berusaha keras. Mengambil bahan-bahan yang sudah disiapkan semalam, aku memulai dengan menggoreng telur dan mengiris daging.

Saat kudengar langkah kaki lembut mendekat, aku tahu Claudia sudah bangun. Dia muncul di pintu dapur dengan rambut yang masih berantakan, tetapi matanya bersinar dengan cinta dan senyum yang menghangatkan hatiku.

"Apa yang sedang kau masak, sayang?" tanyanya sambil merangkul pinggangku dari belakang.

Aku menoleh dan mencium bibirnya dengan lembut. "Sarapan pagi yang luar biasa untuk istriku yang luar biasa."

Dia tersenyum, dan kami pun makan bersama dengan perasaan bahagia yang meluap-luap.

Setelah sarapan, kami memutuskan untuk pergi ke taman bermain yang terletak tidak jauh dari rumah kami. Kami tidak memiliki anak, tetapi kadang-kadang kami suka bermain-main seperti anak-anak sendiri. Saat kami tiba di sana, taman bermain sepi, dan kami memiliki seluruh tempat untuk diri sendiri.

"Bagaimana kalau kita bermain ayunan dulu?" usulkan Claudia sambil menunjuk ke tumpukan ayunan yang berderet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline