Pelajar atau mahasiswa sering menunda-nunda suatu pekerjaan, padahal saat itu mereka tidak mengerjakan apapun. Alasannya, waktunya masih panjang. Contohnya, membuat makalah.
Sesuai jadwal makalah itu dikumpul pekan depan. Jadi, mereka memiliki waktu 7hari untuk mengerjakannya. Karena, tujuh hari itu dinilai waktu yang lama, sehingga mereka menundanya.
Mereka mungkin berpikir mengerjakan tugas itu biasa dilakukan dalam dua hari. Sialnya, ketika makalah itu mulai dikerjakan mereka menemukan kesulitan sehingga waktu dua hari itu tak cukup. Walhasil, makalah tidak selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
Menunda-nunda adalah suatu kebiasaan yang sering dilakukan seseorang. Kebiasaan ini dinilai hanya masalah kecil tetapi jika tidak segera di atasi maka akan berpengaruh besar baik kepada diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Menunda-nunda dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah mengulur-ulur waktu atau memperlama peroses pengerjaanya.
Dari hasil wawancara penulis terhadap 3 mahasiswa, terdapat perbedaan pendapat antara narasumber yang satu dengan sarasumber yang lainnya. Menurut dua mahasiswa, alasan mereka menunda mengerjakan suatu pekerjaan karena menilai waktu pengerjaannya masih lama. Sementara seorang narasumber lainnya mengatakan alasan menunda pekerjaan karena ada pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Sepengetahuan penulis, menunda-nunda adalah aktivitas yang hanya membuang-buang waktu demi memprioritaskan kegiatan yang kurang bermanfaat sehingga membuat pekerjaan tersebut menjadi terus menumpuk padahal lebih baik dikerjakan segera agar dapat megerjakan perkerjaan yang lain yang lebih bermanfaat.
Dari pada hanya berhura-hura, nongkrong, dan bermalas-malasan, yang sebenarnya hanya membuang-buang waktu. Seperti yang di tegaskan oleh Ernest Newman, seorang kritikus musik inggris beliau mengatakan,
"Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi".
Dari motivator tersebut bisa menjadi tolak ukur mahasiswa untuk tidak mencoba menjadi seseorang yang suka menunda-nunda karena ketika mahasiswa mulai menunda pekerjan apalagi sudah terbiasa susah untuk bisa merubah kebiasaan buruk tersebut.
Hal ini dapat diatasi, jika mahasiswa mengerjakan pekerjaan dengan menggunakan skala prioritas. skala prioritas adalah sebuah target yang mana mendahulukan pekerjaan dengan melihat tingkat kesukarannya, biasanya mahasiswa mendahulukan yang pekerjaan yang lebih mudah terlebih dahulu Lalu kemudian mengerjakan yang sukar, tujuannya agar semua pekerjaan bisa diselesaikan.
Tetapi menurut hasil wawancara penulis, banyak orang yang kurang paham membuat skala perioritas tersebut. Umumnya, mahasiswa membuat skala perioritas pekerjaan hanya berdasarkan deadline pekerjaan itu. Mahasiswa tidak menjadikan tingkat kesulitan mengerjakan suatu pekerjaan itu dalam menetapkan skala perioritas.