Lihat ke Halaman Asli

Ridhwan EY Kulainiy

Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Propaganda Kesesatan Syiah

Diperbarui: 30 Agustus 2020   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image By : Dakwatuna.com (Media Wahabisme)

Mudah-mudahan judulnya tidak menyinggung dan menimbulkan sentimen negatif, karena dalam tulisan ini saya hanya berusaha membuka lebar pandangan mengenai apa dasar dibalik sebuah issue yang didengungkan dan dikampanyekan suatu kelompok tertentu. Saya ingat sekali, awal mula mengenal istilah Syiah itu dari seorang guru IPS di SMK dahulu, kira-kira 2007 silam. Dia sering membanggakan kemajuan dan perkembangan Republik Islam Iran semenjak Revolusi pada tahun 1979. Guru saya sering membahas sosok-sosok yang perlu diteladani dalam kehidupan seperti Ahmadinejad, Imam Khomeini dll. 

Betapa saya sangat mengenal guru saya ini, selain karena komunikasi di sekolah saya juga aktif di rumahnya sebagai anggota organisasi pecinta alam yang ia bina. Sehingga saya tahu betul dan mengenalnya, jelas dia bukan seorang muslim Syiah. Dia tampil seperti muslim Ahlussunnah pada umumnya, bedanya ia memiliki tanda hitam di keningnya dua buah yang konon merupakan bekas sujud. Konon yaa... Hehehe

Selanjutnya istilah Syiah itu mulai akrab di telinga saya, dari pembahasan yang sifatnya geo-politik, alutsista dan ilmu pengetahuan. Tak tertinggal pula info mengenai ideologi, budaya dan perseteruan Republik Islam Iran dengan dunia Barat terutama Amerika dan tentunya juga Israel. Saat itu berita-berita tuduhan kesesatan Syiah belum seramai hari ini, pernah terdengar tapi tidak sampai ada demo dan penyerangan terhadap muslim Syiah. 

Uniknya, seolah saya dibukakan jalan untuk mengenal orang-orang Muslim Syiah di Indonesia secara langsung. Yaitu dengan seorang junior di pecinta alam yang ternyata merupakan muslim Syiah. Awal perbincangan kami bermula dari bincang-bincang mengenai pengalaman mendaki gunung, hingga persoalan-persoalan seperti hubungan asmara hingga pembahasan agama. Dari situlah akhirnya saya yang dahulu belum mengenal Syiah akhirnya diperkenalkan langsung mengenai Syiah dari muslim Syiah nya sendiri. 

Jadi, bukan katanya, kata ustadz anu, ustadz ini dan ustadz nganu. Saya berani jamin, ustadz-ustadz yang memandang jelek dan menuduh Syiah sebagai sesat bahkan kafir tidak pernah secara langsung hadir dalam acara-acara yang diadakan oleh orang Syiah atau mengenal jauh dan dekat seseorang yang dikenal sebagai Muslim Syiah.

Saya yang sejak kelas 5 SD mulai menyukai baca buku pun akhirnya larut dalam dahaga akan pengetahuan-pengetahuan baru yang ingin saya ketahui lebih jauh dan dalam. Mungkin akan ada yang mengatakan ini adalah klise, tapi saya ini lahir di keluarga Ahlussunnah, keluarga besar cenderung ke NU. Dari kecil belajar baca Quran pakai metode Juzz'Amma, pernah ikut kampanye PKB periodenya Alm. 

Gus Dur di usia yang masih belia dan dari kecil dididik tidak boleh meninggalkan rumah untuk main selepas Maghrib kalau belum sholat dan membaca Quran sedikitnya 1 'Ain. Kalau menolak dan bandel, saya disabet sama Mama saya. Lalu saya menangis dan habislah bibir saya dijejali cabai rawit oleh Mama, akhirnya menangis hingga terlelap. Begitulah masa kecil saya, dan saya mensyukuri itu semua.

Pengetahuan saya mengenai Syiah akhirnya berkembang sangat jauh dan dalam, mulai dari membaca buku-buku, artikel hingga berdiskusi dengan teman saya tadi. Saya ini anak muda milenial yang pernah juga menjadi nakal dan sangat arogan, namun disini saya tidak ingin menceritakan hal-hal buruk itu. 

Cukup diketahui saja bahwa saya tidak sepenuhnya baik, namun juga tidak sepenuhnya buruk, namun seiring berjalannya waktu hal-hal buruk itu mulai berkurang dalam perjalanan hidup saya dan saya mensyukuri segala pengalaman yang pernah saya jalani. 

Dengan mendalami hal-hal inilah yang mendorong saya untuk terus membaca dan membaca. Hal yang paling menarik dari Muslim Syiah adalah keterbukaan mereka terhadap Ilmu Filsafat, penggunaan akal dan Ilmu pengetahuan. Filsafat yang oleh sebagian Mazhab Islam lainnya mungkin diharamkan, dilarang namun tak sedikit juga yang menganjurkan dan mengajarkannya. Penelusuran saya pun membawa saya untuk menengok dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan Islam Syiah dan Republik Islam Iran di Timur Tengah lebih jauh dan lebih dalam.

Bagaimana permusuhan nyata antara Iran dengan Amerika dan Israel, bagaimana Iran bangkit dalam berbagai bidang dari embargo pihak barat pasca revolusinya. Mulai dari pembangunan, ekonomi, pendidikan dan tentunya perkembangan ilmu pengetahuan. Kehadiran Revolusi Islam Iran seolah menjadi semangat baru bagi kebangkitan Islam untuk mendongkrak kembali masa kejayaan Islam yang telah lama terbungkam oleh feodalisme dan kolonialisme. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline