Lihat ke Halaman Asli

Ridhwan EY Kulainiy

Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Cangkir Kopi: Memahami Pikiran Manusia

Diperbarui: 25 Februari 2020   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustari : Indonesia Kaya

Otak manusia mampu menyimpan memori mengenai berbagai hal yang pernah dan telah dilalui dalam kehidupan. Entah seberapa banyak kita mampu menyimpannya dalam kepala kita, sejauh ini bahkan ilmu neurologi yang membahas mengenai otak manusia pun belum mampu untuk menemukan batas kapasitas otak manusia dalam menyimpan berbagai data tersebut. Berbagai alat diciptakan manusia untuk mencerminkan dan meniru kemampuan yang dimiliki oleh manusia ke dalam bentuk sebuah teknologi. Bahkan hingga hari ini, ketika mesin-mesin dan robot berhasil diciptakan, meski dalam beberapa aktivitas robot dan mesin sudah mampu menggantikan peran manusia namun belum ada yang mampu mencapai kemampuan dan kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia. Selain itu tentu masih banyak hal lainnya yang menjadi rahasia, seperti bagaimana manusia merasakan sebuah emosi di dalam dirinya.

Bagaimana manusia menciptakan sebuah harapan?

Bagaimana manusia meyakini sesuatu? Berempati dan bersimpati, memiliki nurani...?

Dan bagaimana manusia jatuh cinta?

Juga hal-hal berkaitan dengan Jiwa yang penuh dengan rahasia?

Adalah bagian-bagian manusia yang mungkin akan terus menjadi sebuah misteri yang belum bisa dipecahkan, dan nampak cukup mustahil untuk bisa ditanamkan di dalam sebuah robot.

Salah satu hal menarik mengenai manusia adalah ketika mereka mengingat kenangan di masa lalu. Secara bersamaan ia juga bisa merasakan sebuah rasa (emosi) yang juga ia rasakan dalam peristiwa di masa lalu tersebut. Bagaimana seseorang mengingat sebuah kenangan dimana untuk kali pertamanya ia merasakan sebuah getaran yang disebut sebagai jatuh cinta, ia merasakan betapa kejadian itu sangatlah indah. Dan uniknya secara bersamaan ia juga mampu merasakan kepedihan ketika mengingat bahwa hubungan itu telah lama berlalu dan kini ia sudah tidak lagi bersama orang yang dahulu merupakan orang yang sangat dicintainya itu. Oke, nggak usah baper...?

Proses itu semua terjadi secara bersamaan dalam satu ruang kendali yang kita sebut sebagai otak, terutama lobus temporal yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan memori pada bagian neo-korteks. Lalu otak tengah menerima rangsangan dan mengirim pesan ke seluruh bagian otak untuk mengurai memori itu, mulai dari rasa, hingga kepada bagian dimana jantung kita berdebar-debar merasakan sensasi yang diberikan oleh Hormon Cinta yang memabukkan.

Ya, walaupun masa lalu tidak melulu mengenai hal indah, karena juga tentu dalam kehidupan kita juga kerapkali bertemu dengan berbagai permasalahan yang menguras pikiran, membuat kepala seolah ingin pecah dan memurungkan hati kita sehingga merasakan kesedihan yang teramat. Uniknya adalah bahwa semua hal itu terjadi begitu saja, kadangkala seolah tiba-tiba kenangan itu muncul dalam benak kita dan menghantui kehidupan kita. Seolah tanpa kendali, dan kita pun tak kuasa menghadapinya. Bayang-bayang kepedihan, luka dan kesakitan biasanya akan membuat kita terperangkap pada ruang ketakutan dan melemahkan diri kita untuk meneruskan kehidupan. Seperti hantu yang tak diharapkan kehadirannya, bahkan lebih buruk dari mimpi buruk karena itu menghantui kita dalam kondisi sadar (bukan tertidur).

Pikiran itu seperti aliran air, ia mengalir dan terus berputar. Memainkan sebuah irama, membentangkan semua rasa dan memancarkan makna dalam sebuah cerita. Getaran alam pikiran kadang meningkat, kadang juga melemah. Ada sebuah algoritma tersusun yang menjadi abstrak dengan ketidak-mampuan manusia memahami sepenuhnya mengenai diri dan jiwanya. Sudah-sudah, intinya adalah pikiran manusia memang sangat sulit untuk berhenti beraktivitas. Ketika kita terjaga dan tidak ada sesuatu yang kita lakukan, maka akal pikiran kita akan bergerak untuk mencari sesuatu yang biasa kita pikirkan. Secara otomatis, apapun itu akan terlintas dalam benak kita ketika kita terdiam dalam kondisi terjaga dan tidak melakukan apa-apa. Kondisi ini sering terjadi ketika seseorang berusaha untuk memfokuskan diri kepada sesuatu, seperti dalam keadaan shalat atau beribadah (sembahyang). Pikiran kita akan terus mengalir bahkan sering mengalirkan hal-hal yang tak kita duga. Saat seseorang tengah berusaha untuk fokus, maka ia sedang masuk ke dalam aliran pikiran di dalam akalnya dan berusaha menemukan sesuatu yang hendak ia tuju. Maka saat itu ia akan menemukan berbagai hal yang ada di dalam aliran pikiran itu, mulai dari hal-hal yang sifatnya materi, hingga hal-hal yang sifatnya falsafi (makna).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline