Lihat ke Halaman Asli

Ridhwan EY Kulainiy

Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Idealis Realistis

Diperbarui: 8 April 2017   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dahulu....
Ketika Bung Karno berdiri di Podium dan menyerukan Kemerdekaan Palestina, adalah masa dimana Indonesia berada dalam Masa yang Jaya. Maka dengan Idealisnya, Ir. Soekarno yang tersohor karena keras perlawanannya terhadap Kapitalis-Imperialis ini mencatatkan satu Langkah Besar dalam Pencapaian Revolusinya.

Yaitu, Kemerdekaan bagi setiap Bangsa.
Namun, belum jua itu terwujud. Ia tumbang di hantam gelombang perlawanan yg di bangun Kapitalis-Imperialis.
Apa pula saat ini...?

Seorang saja yang berjiwa Pancasila tak terlihat, tak berdiri. Sebab siapapun disana dirinya yang berselendang Pancasila sadar, bagaimana Kondisi Negeri ini....?

Bahwa pertama kali yang mesti di selamatkan adalah Kejayaan Bangsa ini, Bangsa Kita Sendiri.
Menariknya, seorang Pemimpin Revolusi lainnya benama Ayyatullah Ruhullah Khomeni al-Musawa yang sering dipanggil dengan sebutan Imam Khomeni. Terelpas dari Keagamaan dan keyakinannya, sebab saya bukan seorang Agamis melainkan Ilaahis. Beliau juga mencanangkan satu cita-cita besar mengenai Kemerdekaan setiap Bangsa terkhusus bagi Bangsa Palestina.

Itu hal yang harus dan wajib bagi Beliau dan Negaranya, sebab stabilitas Negara dan kejayaan Bangsanya sudah memenuhi standar kemerdekaan. Sehingga Bangsa Iran berhak serta Bertanggung jawab untuk mewujudkan cita-cita perdamaian dan kemerdekaan bagi setiap Bangsa.
Tak layak ketika ada segelintir orang yang mengaku sebagai pengikut Imam Khomeni di Indonesia, dan ikut-ikutan menyerukan Kemerdekaan Bagi Bangsa Palestina.
Sebab, Negara Islam Iran dengan kemerdekaannya dalam berbagai aspek saja, belum bisa memenuhi realitas Kemerdekaan Bangsa Palestina sampai detik ini. Karena begitu kerasnya pula perlawanan dari Israel dan Sekutunya dalam menjajah setta menguasai tanah Palestina.
Lah kita di Indonesia, Stabilitas dalam Negeri aja berantakkan sama debat Agama, debat Partai, debat aliran, debat suku, debat kusir lainnya. Mau mengkhayal membantu kemerdekaan Palestina...?

Idealis boleh sobat...!

Saya juga Idealis kok, tapi setidaknya sadarlah dan buka mata terhadap realita.
Menariknya, ada sebuah diskusi khusus Bung Eza Azerila dengan seorang Warga Negara Iran di Jakarta. Bung Eza mempertanyakan, bahwa apakah sikap yang paling tepat bagi Rakyat Indonesia yang mengikuti Politik Imam Khomeni dalam menyikapi seruan "al-Quds Day" yang rutin diselenggarakan di Jum'at terakhir di bulan Ramadhan...?
Warga Iran itu menjawab, "Bangsa kami memiliki Kesiapan untuk menerima berbagai serangan Israel dan sekutunya. Sementara Bangsa kalian..? Cukuplah dengan menyuarakan Persatuan antar Umat Muslim, dan persatuan dalam Kemanusiaan. Itu sudah cukup menunaikan Kewajiban kalian dalam menyerukan Kemerdekaan bagi Rakyat Palestina.."

Kita pun tahu, bahwa Israel dapat berkembang dan "nyaris menang" di Palestina adalah karena mereka (Israel) merupakan Persatuan dan kesatuan dari cita-cita para sekutu untuk membuat satu Pemerintahan Dunia dimana semua Negara tunduk atau tertata dibawah hukum Internasional yang mereka buat (The New World Order). Baca artikel saya, Negeri Hebat .
Lah kita...? Masih sibuk memecah belah Persatuan Bangsa ini...??
Kisruh dalam Negeri bukan tidak mungkin, adalah upaya pihak luar untuk mengobok-obok stabilitas dalam Negeri. Realistisnya adalah, sejauh mana upayamu dalam menjaga persatuan dan menjaga kekokohan kemerdekaan Bangsa ini...??

Sekeras apapun teriakanmu, kamu bukanlah Bung Karno, kamu bukan Imam Khomeini.
Dan sehebat apapun kamu, tiada keberhasilan yang dapat di wujudkan tanpa berongkatkan Pancasila.
Maka, marilah bersama-sama Menjadi Pancasila, dan goyahkan Dunia dgn Hegemoni Nusantara Raya...!!


Salaam Persatuan...

Salaam Manusia Indonesia...

Salaam Pancasila...!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline