Agama bertujuan untuk menjadikan seseorang sebagai Manifestasi dan Perpanjangan Tangan Tuhan. Tuhan Maha Cinta, Maha Kasih dan Sayang kepada setiap Manusia.
Senangnya, kronologi penuh dengan pembahasan Ketuhanan. Ibaratnya, taman bunga lagi bermekaran dan berwarna-warni. Setiap orang menyajikan bunganya dengan cara penyajiannya masing-masing. Ada bunga Mawar, Melati, Bougenvile,dll. Ada juga bunga plastik, bunga kertas dan bunga Bank. Hehehehe...
Orang-orang kadang tidak sadar saking indah dan mulusnya motif dan tekstur, sehingga tertipu mengira Bunga yang imitasi di anggap Bunga Asli. Bunga Asli itu ya alami, tumbuh dari benih, melewati beragam fase hingga akhirnya ia berkembang dan mekar. Bunga imitasi itu ya, berlawanan sama yang asli. Ia langsung mekar, tanpa adanya detail dan proses yang menjadikannya mendapat predikat asli.
Tuhan dalam Konsep itu ya seperti Bunga Imitasi. Berkilauan, mekar dan nampak kokoh. Walaupun sebenarnya ia tidak sepersis itu. Konsep Tuhan Imitasi, itu ketika kita meyakini Tuhan Yang Esa tapi disaat yang sama kita mengatakan Tuhan yang ada dalam Keyakinan Agama-agama itu, berbeda-beda. Tuhannya imitasi, ketika disandingkan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila akan sangat kentara kepalsuannya.
Bagaimana bisa Tuhan dari tiap Agama-agama itu berbeda, sementara kamu yakin bahwa Tuhan itu Esa...?
Parahnya hingga menganggap orang yg memeluk Agama lain itu dengan predikat "kafir". Duh, ini sama banget dengan Pasukkan-pasukkan penggal kepala yang ada di Arab sana. Mengatas namakan Egosime dan Fanatisme sebagai perintah Tuhan. Bahaya deh. Sadar atau tidak, ketika kita melakukan hal yang demikian. Maka kita seperti sedang memperkosa Tuhan, dan menganiaya Tuhan dengan kezaliman-kezaliman.
Memperkosa Tuhan dengan Nafsu diri, nafsu hewani, nafsu kekuasaan dan nafsu kelompok. Mengaku bertuhan tapi menyembah Konsep Agama. Ini jelas yang di sembah bukanlah Tuhan Hakiki, tetapi Tuhan Imitasi.
Kebenaran bukan milik sebuah Agama atau aliran keyakinan tertentu. Berhentilah dari mengakui Kebenaran, sebab sama saja dirimu telah merampas Kebenaran itu dari Tangan Sang Maha Benar.
Di Indonesia ini lucu, Orang-orang agamis itu disebut-sebut sebagai 'Ulama, Pendeta, dll. Jumlahnya seabreg-abreg di Negri ini. Katanya sih mereka disebut-sebut sebagai Rahmat bagi Semesta Alam...?? Mereka adalah Orang Berilmu.
Kalo cuma bikin rusuh, menyulut perselisihan dan membesarkan celah perpecahan. Dari mana Rahmatnya...?? Dari mana Ilmunya...?
Jangan memaksakan dalilmu untuk meraih kekuasaan dan jabatan, sebab orang yang paling bernafsu menduduki sebuah jabatan adalah mereka orang-orang yang lalim akan tanggungjawabnya.
Salaam Ketuhanan Yang Maha Esa...!!