Lihat ke Halaman Asli

Ridhwan EY Kulainiy

Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Jangan Panggil Saya Ustadz [Part 3]

Diperbarui: 5 April 2017   14:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tiap detik menjadi berharga, tiap kata menjadi bermakna. Tiap perjumpaan memberi warna, tiap nuansa memberikan pelajaran yang berbeda. Setelah ku jabarkan pada Sean, ia menemukan banyak sekali bertanya. Di sela-sela penjabaran, matanya selalu berusaha untuk menatap ke arahku. Tangannya sibuk menghantarkan filter rokok ke bibirnya. Sesekali di minum kopinya dengan perlahan dan penuh penghayatan.

Dari bahasa tubuhnya, ku lihat Sean tengah mengalami peperangan. Peperangan antara pengetahuan yang selama ini ia dengar dan ia dapatkan dari perkataan Lady, dengan pernyataanku yang di dukung dengan dua buku besar yang kini tengah aku bolak-balik halamannya. Sesekali aku menunjukkan beberapa kalimat dalam ayat yang menjadi media penjabaranku. Dari Quran, maupun dan Injil.

Matanya kian terbuka, seperti cakrawala yang memendarkala fajar. Dunia menjadi semakin luas dalam pandangannya, Sean mendengarkan tiap penjabaranku. Sesekali ia membaca ayat-ayat dalam pasal Bible atas permintaanku. Aku sendiri, tak menyangka bahwa ia akan sejauh ini dalam membahasnya bersamaku. Aku mengenal Sean sejak kecil hingga dewasa, dan tak pernah ku lihat atau ku dengar ia begitu perhatian dengan persoalan agama. Bahkan sepengetahuanku, Sean juga bukan termasuk Kristiani yang sering atau rajin untuk pergi ke Gereja untuk beribadah tiap minggunya.

Rasa ingin tahu membimbingnya sejauh ini. Aku menunjukkan beberapa ayat dalam pasal-pasal Bible terkait dengan peribadatan Kristiani dan juga hukum-hukum yang ada di dalamnya. Ku sandingkan dengan apa yang ada dalam Qur'an, hukum-hukum dalam Islam. Seperti Khitan (Sunnat), Puasa, Daging Babi, Anggur, Nama Nabi Muhammad, Sifat-sifat Nabi Muhammad, kisah keteladan dan pejuang keadilan di sisi sungai Eufrat, dll.

Kami sedikit membahas juga mengenai bagaimana Islam menjaga keaslian dan kesucian isi dari kandungan al-Quran, terutama dalam konsistensi kitab al-Quran yang tidak mengalami perubahan bahasa dalam pencetakkannya, meski dalam segi penulisannya aksara arab mengalami beberapa transformasi sesuai dengan sejarah yang tercatat. Bagaimana perpindahan bahasa dalam Bible sangat banyak dan mengalami beberapa kali perpindahan bahasa. Seperti dari Yunani harus di translet ke English terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia.

Kehangatan begitu terasa, hingga cahaya mentari kini merubah bayangan dunia. Menghantarkan waktu bergulir, mentari seolang bergelinding dengan cepat mengarah ke barat.

"Apakah selama ini Islam tidak disebarkan secara terbuka dan meluas. Padahal seharusnya dengan apa yang kamu jabarkan ini, Islam bisa menjadi agama terbesar di bumi. Faktanya, kenapa tidak demikian... ?" tanya Sean bangun dari sandarannya.

Bersambung...

#JPSU #Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline