Lihat ke Halaman Asli

Ridho Sinaga

Mahasiswa

Pro dan Kontra Proses Vaksinasi Covid-19 di Balige

Diperbarui: 12 Agustus 2021   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toba Samosir – Proses vaksinasi covid – 19 memang sudah dimulai sejak awal tahun ini. Meskipun begitu, tetap ada pro dan kontra di masyarakat terkait vaksinasi covid – 19.

Padahal vaksinasi covid – 19 sangat diperlukan untuk membentuk herd immunity bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya herd immunity maka terciptalah kekebalan kelompok akan virus covid – 19.

Proses vaksinasi covid – 19 sendiri sudah dimulai sejak bulan Januari – April 2021 yang disebut gelombang vaksinasi covid – 19 pertama, dan dikhususkan untuk tenaga kesehatan (nakes) yang selanjutnya diikuti dengan vaksinasi covid – 19 untuk petugas pelayanan publik dan lansia. Kemudian gelombang kedua dimulai pada bulan April 2021 – Maret 2022, yang akan diberikan kepada 63,9 juta warga rentan dan 77,4 juta masyarakat lainnya yang diberikan sesuai pendekatan kluster.

Di Toba Samosir sendiri khususnya Balige, proses vaksinasi covid sendiri masih berjalan sesuai dengan jadwal yang diberikan oleh pemerintah. Dan vaksin yang digunakan untuk masyarakat umum adalah vaksin Sinovac. Proses vaksinasi Covid – 19 sendiri disediakan di beberapa tempat seperti puskesmas, Rumah Sakit HKBP Balige, Rumah Sakit Umum Porsea dan gedung serbaguna yang terdapat di area komplek Gereja HKBP Balige, HKBP Tampahan, HKBP Tampubolon, dll.

Herlina Hutahaean yang merupakan seorang ibu rumah tangga, merupakan salah seorang dari masyarakat Balige yang sudah menerima dosis dua kali vaksinasi covid – 19. Ia mengatakan bahwa ia mengikuti proses vaksinasi karena mendengar info dari temannya yang bekerja di Puskesmas, dan juga ia disarankan oleh anaknya untuk ikut vaksinasi covid – 19 sesegera mungkin.

Ia sendiri mengatakan bahwa proses vaksinasi baik dosis pertama dan dosis kedua tidak memberikan efek tertentu pada tubuhnya. Setelah vaksin ia tetap bisa beraktivitas seperti biasanya, begitu juga dengan keesokan harinya. Ungkapnya saat diwawancarai oleh penulis di rumahnya pada kamis (12/08/2021).

Sementara itu, Tumpal Damanik yang berprofesi sebagai anggota bongkar muat barang. Berpendapat bahwa vaksinasi covid – 19 itu tidak harus dilakukan. Karena menurutnya, dengan di vaksin, maka ia dapat terkena covid – 19 dengan mudah. Dan juga ia tidak terlalu suka dengan keadaan sekarang yang sedang terjadi di Balige. Dimana setiap orang yang pergi berobat ke rumah sakit tiba – tiba menjadi pasien covid – 19. Hal ini menjadi pemicu beberapa orang takut untuk berurusan ke rumah sakit baik itu untuk berobat ataupun untuk vaksin. Salah satunya adalah Tumpal Damanik.

“Terlebih lagi ada efek sampingnya, nanti saya kena gak bisa lah saya bekerja. Gak ada uang nanti untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Makanya saya gak mau di vaksin” Ujar Tumpal saat ditanyai oleh pewawancara.

Namun meskipun terdapat pro dan kontra vaksinasi covid – 19 di Balige, tetap terlihat lebih banyak antusias untuk mengikuti vaksinasi covid – 19. Terlebih lagi para orang tua yang diajak oleh anaknya untuk vaksin bersama – sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline