Lihat ke Halaman Asli

Budaya Jam Karet di Indonesia pada Pelajar

Diperbarui: 26 Desember 2023   12:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya jam karet telah menjadi kebiasaan buruk pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Budaya jam karet adalah kebiasaan tidak disiplin waktu dan sering terlambat dari waktu yang disepakati. Menurut penelitian dari Roto et al.(2020) lebih dari 80% responden Indonesia menyatakan pernah berada dalam situasi perjanjian waktu yang tidak tepat itu. Fenomena jam karet memang sudah mengakar kuat dalam kehidupan kita sehari - hari di lingkungan kerja, bisnis, masyarakat, sekolah dan lain - lain. Isu ini jika dibiarkan terus - menerus tanpa upaya preventif dapat memberikan efek negatif bagi pelakunya maupun hubungannya dengan orang lain. Secara psikologis, jam karet dapat menyebabkan tekanan mental dan emosional yang serius. Hal ini juga berdampak negatid bagi citra bangsa Indonesia yang dipandang rendah dimata Internasional karena tidak disiplin waktu, integritas dan martabat bangsa menjadi pertaruhannya.

Oleh karena itu, artikel ini akan membahas tentang implikasi - implikasi psikologis yang ditimbulkan dari budaya ini bagi para pelakunya maupun masyarakat umum. Kemudian yang kedua tentang solusi dan langkah preventif untuk mengatasi budaya negatif ini dari berbagai level mulai dari individu, organisasi hingga masyarakat luas.

A. Implikasi Psikologis Budaya "Jam Karet"

Tingkat Individu :

Pada tingkat Individu budaya jam karet telah memberikan sejumlah dampak negatif seperti :

- Konsep Waktu yang Rusak: Keterbiasaan untuk tetap santai meskipun sudah terlambat mengakibatkan konsep waktu yang                         terdistorsi. 

- Penurunan Motivasi dan Produktivitas: Kebiasaan ini dapat mengurangi tingkat motivasi dan produktivitas diri karena kurangnya        tanggung jawab terhadap waktu. 

- Perfeksionisme dan Frustrasi: Adanya kecenderungan meningkatnya perfeksionisme sebagai respons terhadap tekanan waktu yang     terus menerus, yang pada akhirnya dapat berujung pada tingkat frustrasi yang tinggi.

Hubungan Antar - Individu :

Dalam konteks hubungan antar individu, baik di lingkungan kerja maupun sosial, budaya "jam karet" dapat menyebabkan dampak psikologis seperti:

- Rasa Kesal dan Konflik: Keengganan untuk mematuhi jadwal dapat menimbulkan rasa kesal dan konflik antara rekan kerja atau               teman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline