Lihat ke Halaman Asli

Kau Bagian Dari Puing Itu

Diperbarui: 20 Mei 2024   20:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi.

Malam ini asbak sudah penuh dengan beberapa puntung rokok; sungguh kepala tak mau diam. Hajat yang tak tau berapa banyaknya terus mengililingi benak-- ada kau di sana.
Tak salah bukan jika hasrat ini terlalu besar?
Kalaupun salah, biarlah aku larut dalam kesalahan itu.
Ku nyalakan sebatang rokok lagi untuk berfantasi akan hidup di masa datang tidak lagi se-sembraut ini.
Puing-puing harapan mulai ku dirikan satu-persatu-- padahal aku mengetahui bahwa tuhan sudah menetapkan, tapi sebagaimana hal layak manusia lainnya aku ingin punya wacana.

Semakin larut malam, semakin banyak pengiatan diri, aku harap tidak ada klise nantinya untuk menyelipkan kau dalam wacana itu.
Kata orang takdir bisa di ubah dengan do'a kan?
tapi kata orang juga takdir, ya sudah takdir.

Haruskah aku menyimpan kau dalam puisi? lamunan? Atau bahkan nanti ketika takdir berkata lain, bolehkah aku menyimpan nama cantik itu di buah hatiku kelak?

Yang pastinya, kau ada di sini. Selamanya.

Manado, 20 Mei 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline