- Biografi William Edwards DemingWilliam Edwards Deming adalah seorang ahli statistik, insinyur, profesor, konsultan
manajemen, dan tokoh utama dalam pengembangan teori manajemen mutu. Dia lahir pada 14 Oktober 1900 di Sioux City, Iowa, Amerika Serikat. Deming dikenal karena kontribusinya yang besar dalam membawa konsep-konsep manajemen mutu ke industri dan organisasi di seluruh dunia.
Deming belajar teknik fisika di University of Wyoming dan kemudian meraih gelar Ph.D. di bidang matematika fisika dari Yale University pada tahun 1928. Dia kemudian menjadi dosen di Columbia University, di mana dia mengembangkan minatnya dalam statistik dan manajemen kualitas.
Puncak karir Deming dimulai ketika dia diundang ke Jepang pada tahun 1950 untuk membantu membangun industri mereka yang hancur pasca Perang Dunia II. Di Jepang, Deming mengajarkan prinsip-prinsip manajemen mutu dan statistik kepada para insinyur dan pemimpin industri. Kontribusinya yang besar membantu Jepang bangkit menjadi kekuatan manufaktur global yang sangat kompetitif. Salah satu kontribusi paling terkenal Deming adalah filosofi manajemen terkenalnya, yang dikenal sebagai "14 Poin Deming." Filosofi ini menekankan pentingnya pengambilan keputusan berdasarkan data, perbaikan berkelanjutan, pelatihan dan pengembangan, dan kerja sama antar departemen dalam sebuah organisasi.
Setelah sukses di Jepang, Deming menjadi pengaruh utama dalam gerakan manajemen mutu di Amerika Serikat. Dia dikenal karena mempromosikan pendekatan berbasis statistik untuk meningkatkan kualitas produk dan proses. Salah satu konsep utamanya adalah "perbaikan berkelanjutan," yang mendorong organisasi untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi dan kualitas mereka. Deming juga dikenal karena mengembangkan siklus PDCA (Plan-Do-Check-Act), yang merupakan kerangka kerja untuk merencanakan, melaksanakan, memeriksa, dan bertindak untuk memperbaiki proses bisnis dan produk.
Pengaruh dan kontribusi Deming dalam bidang manajemen mutu diakui secara luas, dan dia dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manajemen. Pada tahun 1987, ia dianugerahi National Medal of Technology oleh Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan untuk kontribusinya yang luar biasa terhadap industri manufaktur. William Edwards Deming meninggal dunia pada 20 Desember 1993 di Washington, D.C., meninggalkan warisan yang kuat dalam dunia manajemen dan statistik yang terus memengaruhi praktik bisnis dan pendidikan hingga hari ini.
- Konsep mutu menurut Deming
Sebagaimana dijelaskan dalam tulisan tersebut, melibatkan kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Deming mengajarkan bahwa perusahaan yang bermutu adalah yang mampu menghasilkan produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi mereka. Implementasi teori Deming melibatkan perbaikan mutu terus-menerus, dengan fokus pada desain, kualitas produk, pengujian, dan pelayanan. Prinsip Zero Defect yang diperkenalkan oleh Deming menekankan pentingnya mengurangi kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu dalam proses pendidikan. Selain itu, Deming juga menekankan bahwa mutu itu gratis, yang berarti bahwa dengan melakukan perbaikan mutu secara terus-menerus, biaya yang terkait dengan kegagalan dan pemborosan dapat dikurangi. Dalam konteks pendidikan, implementasi konsep mutu menurut Deming akan mengarah pada paradigma yang berubah dari orientasi institusional menjadi orientasi pelanggan, di mana sekolah berfokus pada kepuasan dan kebutuhan siswa sebagai pelanggan.
- Pendekatan Mutu dalam Pendidikan Menurut Deming
Sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan muncul dengan pendekatan mutu yang diperkenalkan oleh Deming, seorang ahli manajemen mutu terkemuka. Dalam pandangannya, mutu bukan hanya sekadar tentang standar yang dipenuhi, tetapi juga tentang kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Dalam konteks pendidikan, gagasan Deming menggeser fokus dari orientasi institusional menjadi orientasi pelanggan. Sekolah tidak hanya melihat siswa sebagai penerima layanan, tetapi juga sebagai pelanggan yang membutuhkan kepuasan dan kebutuhan mereka harus dipenuhi.
Prinsip "Zero Defect" yang diperkenalkan oleh Deming menekankan pentingnya mengurangi kesalahan, kegagalan, pemborosan, dan penundaan waktu dalam proses pendidikan. Hal ini membuka jalan bagi perbaikan mutu terus-menerus, yang melibatkan desain yang lebih baik, kualitas produk yang lebih tinggi, pengujian yang lebih cermat, dan pelayanan yang lebih baik kepada siswa.
Implementasi konsep mutu menurut Deming dalam lembaga pendidikan akan memicu perubahan fundamental dalam cara sekolah beroperasi. Mereka harus beradaptasi dengan pergeseran paradigma ini dengan memprioritaskan kepuasan dan kebutuhan siswa, serta berkomitmen untuk terus memperbaiki mutu layanan pendidikan yang mereka berikan. Salah satu aspek penting dari pemikiran Deming adalah bahwa mutu itu gratis. Dengan melakukan perbaikan mutu secara terus-menerus, biaya yang terkait dengan kegagalan dan pemborosan dapat dikurangi. Ini menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan lembaga pendidikan, dengan memastikan bahwa sumber daya dialokasikan dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa.
Dengan menerapkan konsep mutu menurut Deming, lembaga pendidikan akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih responsif terhadap kebutuhan siswa, meningkatkan kualitas layanan pendidikan, dan memperkuat hubungan antara sekolah, siswa, dan masyarakat. Ini adalah langkah menuju perubahan positif dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan memuaskan bagi setiap siswa.