[caption id="attachment_225234" align="alignleft" width="193" caption="doc : baladasiridho.blogspot.com"][/caption] Sudah tidak dapat di pungkiri jejaring sosial satu ini (Twitter, red) merupakan jejaring sosial yang sangat digandrungi seluruh masyarakat di Indonesia, terutama anak mudanya sejak 5 tahun belakangan ini. Berbagai kalangan masyarakat mungkin hampir memiliki akun Twitter, dari tingkatan pelajar sampai usia lanjut. Saat ini, banyak pengguna yang memfungsikan Twitter sebagai sarana untuk penjualan, informasi publik, pelepas penat, pembunuh waktu bahkan sampai sarana curhat-curhatan. Masyarakat Indonesia yang notabene senang mengobrol atau berdiskusi, membuat mereka betah berlama-lama di depan handphone atau laptop mereka hanya untuk ber 'kicau' di Twitter. Tapi seiring bertambahnya pengguna Twitter di Indonesia, memperlihatkan karakter bangsa yang lemah, karena banyak sebagian diantara pengguanannya membuat 'kicauan' bernada pesimis atau keluhan-keluhan. mungkin sebagian dari anda pernah melihat 'kicauan' seperti ini : "aku sayang kamu, mudah2an kamu lihat tweet aku" atau "kapan ya gue sukses, cape nih hidup susah terus" atau bahkan seperti ini : "laperrrrr.... pegen makan!!" Saya atau anda mungkin tidak dipungkiri pernah ber 'kicau' seperti itu. kadang kita tidak sadar bahwa 'kicauan' kita dapat membuat penilaian orang lain kepada kita menjadi miring atau bahkan orang lain merasa terganggu oleh 'kicauan' kita Cobalah kita melakukan sesuatu terlebih dahulu baru kita membagi apa yang telah kita lakukan melalui twitter, tidak ada salahnya kan kita memberikan hal-hal yang positif, karena tanpa kita sadari ketika kita membagi hal-hal yang positif, orang lain secara tidak langsung merasakan dampaknya. Jadi, ayo kita mulai dari diri kita sendiri untuk lebih banyak bertindak baru ber 'kicau'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H