Lihat ke Halaman Asli

Ridho Antaber

Spearfisher, Furniture Assembler

Stop Menjadikan Janda sebagai Objek Lelucon

Diperbarui: 14 Oktober 2022   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi : pinterest.com

Beberapa hari yang lalu pulang kerja agak lambat dari biasanya karena hujan. Malam semakin larut, hampir jam 12 malam akhirnya pulang menempuh hujan yang tak kunjung berhenti.

Sekitar satu kilometer menjelang sampai ke tujuan saya melihat seorang wanita berjalan di tengah hujan tanpa payung sambil menggendong anak kecil. 

Melihatnya, timbul rasa kasihan, namun disangkal oleh perasaan was-was, sebab kehidupan di kota membuat kita sulit percaya dan empati pada orang lain karena seringnya terjadi kejahatan dengan berbagai modus yang memanfaatkan empati orang lain. Kadangkala kita lebih memilih tega.

Kali ini rasa kasihan saya mengalahkan rasa tega. Bila ini tipu daya, saya siap diri. Bagaimana bila tidak ? Kita pasti merasa bersalah membiarkan wanita bersama anak kecil berjalan tengah malam di tengah hujan padahal kita mampu membantunya.

Saya putar arah motor menghampirinya dan menawarkan tumpangan, dari wajahnya yang kuyup terlihat raut senang. ternyata tujuannya tak jauh dari tempat tinggal saya dan dia juga baru pulang kerja.

Dia bekerja di salah satu usaha ayam geprek dan tinggal di mes yang disediakan oleh pemilik usaha. Tiap hari dia jalan kaki dari mes ke tempat kerja sambil membawa anaknya yang masih balita.

"Agak malam pulang kerjanya ya, Kak"

" Ya, gimana lagi Bang. Awak ada anak, anak butuh makan, butuh belanja, awak single parent. Di kampung tak ada kerjaan. Syukur di sini ada kerjaan yang nyediakan tempat tinggal dan dibolehin bawa anak" katanya.

Bekerja hingga larut malam, berjalan kaki lebih satu kilometer setiap hari sambil membawa anak yang masih balita. Tangguh 'kan ??

Memang para perempuan single parent, apalagi di kampung saya, mereka adalah orang-orang tangguh, atau mungkin dipaksa tangguh oleh keadaan, mereka bekerja kasar seperti halnya laki-laki, satu alasan, demi anak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline