Lihat ke Halaman Asli

Ridho Antaber

Spearfisher, Furniture Assembler

Gratifikasi di Rumah Sakit

Diperbarui: 5 Juli 2022   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Ilustrasi : suaramuhammadiyah.id

Jum'at malam abang saya dilarikan ke rumah sakit di Pekanbaru karena ia merasa nyeri kuat di perut bagian samping kiri belakang hingga ia sempat hilang kesadaran.

Setelah diperiksa dokter, dia didiagnosa mengidap sakit ginjal, ada batu ginjal pada kedua ginjalnya dan yang terparah di bagian kiri, bagian itu yang dianjurkan untuk segera dioperasi lebih dulu. Ia dijadwalkan operasi hari senin dan dirawat inap di rumah sakit menjelang hari H. 

Kita mendapat layanan rawat inap kelas III sesuai tingkat faskes. Satu kamar rawat inap dihuni oleh lima orang pasien dan masing-masing pasien hanya boleh didampingi oleh satu orang saja dengan diberi ID Card khusus pendamping pasien. Jadi, kalau ada pasien yang dijaga oleh dua orang maka mesti bergantian.


Ada pasien yang di sebelah abang saya dijaga oleh istri dan anaknya, sementara ID card pendampingnya hanya satu. Ketika mereka keluar mencari makanan, ibu-anak ini selalu ingin barengan, disinilah mereka memanfaatkan kebaikan hati saya.

Dengan keahlian basa-basinya sang ibu mencoba SKSD dengan saya, saya sudah bisa menduga bahwa memang ada kepiting dibalik batu. Ya, benar saja, si ibu ingin meminjam ID Card saya agar mereka leluasa keluar-masuk berdua melewati meja security tanpa masalah.


Sepulangnya ke kamar rawat, si ibu selalu memberi saya hadiah kecil, entah itu sate ataupun es krim. Awalnya saya menolak, namun si ibu mendesak saya agar pemberiannya diterima. Ah, susah jadi orang gak enakan ini. tak dipinjam ID card, segan diomelin, malas ribut dengan emak-emak. Dipinjamin malah disogok. Lagian, aroma satenya lumayan menggugah selera dan es krimnya dua pula. Nyaam..

Besok saya request  tapai hangat dan tahu bacem ya, Buuk. Nyaam..

Konon, katanya si ibu punya anak gadis yang masih kuliah di kampus yang sama dengan saya. Ketika saya duduk di lantai sambil baca-baca, si ibu ikut duduk di lantai samping saya sambil  mem-VC anaknya, sesekali dia mengarahkan kameranya ke saya, saya hanya melihat sekilas,  saya liat anaknya menyusun sepuluh jari tanda memberi salam, hanya saya respon dengan senyum. 

Tiba-tiba saya kepikiran ultraman dan kebayang setelah memberi salam sembah anaknya bakal menyilangkan tangan mengeluarkan jurus, haaach. syaaah.. awass saya terjuruuss..

Id card pendamping pasien/dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline