Lihat ke Halaman Asli

Ridho Alhaqqani

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea bagi Perdamaian Dunia

Diperbarui: 11 September 2024   04:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar belakang

Kawasan Asia Timur pada seperempat abad ke-21 ini mengalami banyak sekali perseteruan antar negara di wilayahnya, sebagian besar perseteruan ini terjadi karena negara-negara superpower yang ada di dunia bersaing mencoba memperebutkan pengaruh negara mereka di kawasan Asia Timur. Negara-negara seperti China, Rusia dan Amerika (melalui negara-negara sekutunya) saling berseteru dan meningkatkan kekuatan mereka di kawasan Asia Timur ini.

Jika merujuk pada pendapat para ahli dan akademisi Hubungan Internasional (khususnya yang menganut paham Realisme) memang betul konflik merupakan hal yang wajar dan harus selalu ada guna menjaga kestabilan keamanan negara-negara di dunia yang anarki ini, akan tetapi bagaimana jadinya jika suatu konflik menjadi berkepanjangan dan tidak lagi menjadi ancaman bagi negara-negara yang berkonflik saja, melainkan ancaman bagi seantero dunia. Tentunya kita tidak boleh tinggal diam, kita harus bisa menanggapi dan mengatasi konflik ini dengan cermat guna menjaga kestabilan dan juga keamanan, baik itu bagi internasional maupun bagi negara kita sendiri.

Hal inilah yang membuat kita seharusnya lebih perhatian terhadap konflik yang terjadi baru-baru ini antara Rusia-Korea Utara dengan Amerika-Korea Selatan, karena konflik ini dapat menjadi konflik yang dapat mengancam keutuhan perdamaian dunia akibat banyaknya negara yang terseret ke dalam konflik ini jika tidak ditangani secara cepat dan tepat.

 

 

Pembahasan

Your security is my insecurity

Kata-kata ini saya rasa cukup dapat menggambarkan secara garis besar permasalahan apa yang sebenarnya membuat konflik Korea Utara dan Korea Selatan ini semakin memanas hingga saat ini. Korea Utara dan Korea Selatan sebagaimana yang kita ketahui merupakan negara yang dulunya merupakan satu kesatuan, tetapi kemudian terbelah menjadi dua dikarenakan Ideologi dan kecenderungan politik yang berbeda diantara keduanya, dimana Korea Utara lebih berpihak kepada Sosialisme dan Korea Selatan kepada Demokrasi. Semenjak perpecahan ini keduanya menjadi negara yang bermusuhan dan bersaing satu sama lainnya di berbagai bidang, seperti: ekonomi, teknologi, militer dan sebagainya.

            Persaingan dalam bidang Militer menjadi salah satu persaingan yang paling sering menjadi isu kontroversial yang tidak hanya mengancam kedua negara yang berkonflik, tetapi juga mengancam keamanan negara-negara diluar Korea Utara dan Korea Selatan, pasalnya nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara merupakan senjata pemusnah massal yang jika digunakan maka akan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi negara-negara di sekitar yang tidak terlibat kedalam konflik. Dan yang membuat permasalahan ini menjadi lebih rumit adalah, Korea Utara bersikeras ingin mempertahankan kepemilikan nuklir ini, karena memang hanya nuklir inilah yang dapat memberikan Korea Utara kekuatan untuk berdiplomasi dengan negara-negara lainnya dan mencegah Amerika serta sekutunya untuk berbuat macam-macam terhadap Korea Utara (Sekarwati, 2021) (AMINI, 2013).

            Kondisi ini juga semakin diperparah dengan terjalinnya kerjasama antara Korea Utara dengan Rusia, sebagai negara yang sama-sama dimusuhi oleh Amerika dan sekutunya, Korea Utara dan Rusia diprediksi akan memiliki hubungan kerjasama yang erat karena kesamaan pemikiran politik diantara kedua pemimpin negara ini (Rachman, 2023).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline