Lihat ke Halaman Asli

The Face of Our Own Nation, Indonesia!

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1327452390671778106

[caption id="attachment_158205" align="aligncenter" width="620" caption="Inilah sosok Afriyani Susanti"][/caption] Afriyani Susanti, pengemudi Daihatsu Xenia B 2479 XI, ternyata menenggak tiga botol minuman keras jenis whiskey dan bir pada malam sebelum kecelakaan. Akibat miras yang terlampau banyak dan juga dampak pesta semalam suntuk, kondisi tubuh Afriyani diduga tak lagi prima. Dia mudah hilang konsentrasi dan bahkan diduga mengantuk. Naas, ia kehilangan kendali saat melintas di Jalan MI Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat. Mobil Xenia yang dikendarainya oleng dan  menyeruduk 13 orang pejalan kaki. Sembilan orang tewas pada peristiwa itu, lima orang di antaranya tewas seketika di lokasi kecelakaan. Adapun tiga orang lainnya mengalami luka berat. Dari berita di atas, sosok Afriyani mendadak populer di kalangan masyarakat Indonesia. Bukan karena kerja kemanusiaannya, tapi karena justru menghabisi sembilan manusia. Ia sendiri pasti tidak berpikir akan mencabut nyawa sembilan orang di jalanan. Cuma satu hal yang dia abai, proses yang ia lakukan sebelum mengemudikan mobil. Yang fatal, ia ternyata menenggak minuman beralkohol dan membiarkannya terjerat dalam kenikmatan semu narkoba.

Afriyani, sosok seorang yang lalai dan gegabah sehingga menyebabkan nyawa orang melayang dalam hitungan detik, ia pantas diberi hujatan-hujatan yang keras. Ia memang harus menerima resikonya. Resiko sebagai orang yang selalu menjunjung kebebasan dan hak, khas anak-anak muda di negeri yang semakin bebas dan liberal ini.

Apa sih, bedanya Afriyani dengan para elit di negara kita ? Jawabannya tentu saja tidak ada. Jika Afriyani menenggak narkoba untuk mencari sensasi dan kesenangan, para elit di negara kita justru mencari sensasi dan kesenangan melalui korupsi yang dilakukannya. Jika Afriyani mengemudikan mobil dengan zig-zag dan tanpa kendali, para elit di negara kita juga dalam meraih dan menjalankan kekuasaan ngebut, zig-zag, dan motong tanpa peduli sama yang memberikan amanah. Jika Afriyani mengendarai mobil bodong, para elit di negara kita juga menjalankan kekuasaan bodong, karena krisis ligitimasi.

Ilustrasi di atas hanya sekedar contoh bahwa Afriyani sebenarnya wajah bangsa kita sendiri. Bangsa yang sudah pongah. Bangsa yang careless. Bangsa yang kebablasan menjalankan demokrasi liberal. Bangsa yang tak taat aturan. Bangsa bodong, karena seluruh kekayaannya sudah sold out. Bangsa yang tak jelas mau menuju kemana. Ketika bicara bangsa berarti kita semua yang bermimpi menjadikan negeri ini sebagai rumah bersama. Ini menjadi PR untuk kita sebagai masyarakat Indonesia agar bisa merubah wajah bangsa kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline