SEMESTINYA Pendidikan adalah penompang keberhasilan dalam kehidupan,tak terkecuali dalam keluarga. Dalam era sekarang pandangan seseorang terhadap pendidikan banyak timbul pradikma seakan pendidikan itu merupakan alur kehidupan rentan anak anak hingga tingkat remaja akhir saja bukan karena investasi jangka panjang keberlanjutan kehidupan dimasa datang. Disebagaian konsep seseorang itu menimbulkan pradigma lain,dimana selepas akhir pendidikan tingkat SMA/SMK ini mereka rentan akan memikirkan kehidupan yang belum memiliki kesiapan untuk memulainya,kita contohkan Menikah misalnya. Yang dimana kita membangun suatu rumah tangga yang juga perlu adanya pertimbaangan dalam pendidikan, diantaranya wawasan pendidikan bagi keluarga,pendidikan agama bagi suami/istri/anak-anak nantinya dan juga pandangan pendidikan untuk memulai membaangun rumah tangga lainya. Hal ini sangat diperlukan karena bagaimana kita bisa menjadikan keluarga yang kita bangun bisa mendekati kesempurnaan hidup. Tidak itu saja, bagaimana pendidikan ini bisa menjadikan patokan keluarga kita dimata orang lain yang belum menerapkan konteks pendidikan dalam kelurga mereka sehingga bisa memotivasi keluarga lain jika ingin memulai kehidupan berkelurga nantinya. Tidak untuk memulai membangun keluarga saja, pendidikan juga berguna dalam keseharian seseorang baik yang belum maupun sudah berkeluarga dimana yang berpendidikan dan tidak berpendidikan ini memiliki perbedaaan yang mana yang berpendidikan akan jauh sempurna dibandingkan orang yang sudah berkeluarga maupun belum berkeluarga yang mengabaikan pendidikan,karena kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari saja kita dapat melihat bagaimana keseharian seseorang yang berpendidikan dan juga melihat seseorang yang tidak memiliki pendidikan. Baik dari segi berbicara,tingkah laku,cara pandang,dan cara menyelesaikan masalah dan segi-segi lainya.
Seseorang atau keluarga yang memiliki pendidikan cendrung memiliki sifat yang sabar dalam mengatasi suatu masalah,bijak dalam masalah yang dihadapi,memiliki kepribadian yangsmart,dan pandai bertutur kata yang baik. Dibandikan kita lihat seseorang atau sebuah keluarga yang tidak memiliki pendidikan. Sesorang atau keluarga yang tidak memiliki pendidikan cenderung lebih sulit dalam memahami dalam keluarga,Kurang bijak dalam mengatasi masalah yang dihadapi,dan sudah pastinya akan di pandang oleh orang lain atau keluarga lain sebagai seseorang atau suatu keluarga yang tidak berkualitas. Maka tidak heran kita sering melihat suatu keluaga sering bertengar maupun permasalahn kehidupan dalam keluarga yang tidak terselesaikan akibat tidak memiliki pendidikan dalam keluarga tersebut.
Sedangkan masalah lain yang akan timbul jika suatu keluarga tidak memiliki sebuah pendidikan adalah pertama,keterbatasan peluang pekerjan bagi anggota keluarga.suatu instasi pekerjaan atau suatu pekerjaan tidak akan lepas dari pencapaian dari pengetaahuan dan pendidikan dari pada anggota atau karyawan nya, seseorang yang bekerja di sebuah pekerjaan saja di sebuah instansi pasti akan mendahulukan bagaimana latar belakang pendidikan nya. Seseorang anggota keluarga yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mendapatkan privilege tersendiri dalam memperoleh sebuah bekerja.Dan maupun sebaliknya, seseorang anggota keluarga yang memiliki kekurangan dalam suatu pendidikan dan juga tidak adanya perhatian pasokan pendidikan yang memadai dari keluarga nya maka sudah di pastikan akan memiliki kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang di inginkan tersebut. Kedua, adanya siklus ketidak mampuan. Ketika adanya kekurangan dalam pendidikan disuatu keluarga, maka hal tersebut biasnya cendrung akan terjadi secara terus menerus secara berterusan untuk generasi keluarga tersebut jika tidak adanya perubahan oleh keluarga tersebut.biasanya hal ini sering terjadi pada pemasalahan keluarga yng memiliki kekurangan pendidikan dalam keluarga nya karena hal ini lah yang menjadi faktor utama akan permasalahan dalam keluarga, kita misalkan jika awal keluarga tersebut dimulai dari ketidak tahuan keluarganya akan sebuah ilmu pendidikan,maka hal tersebut akan jatuh ke pada ketidak tahuan anak-anaknya juga, karena tidak ada nya sumber pengetahuan yang didapatkan oleh seorang anak dari orang tuanya. Adanya pengaruh dari ke dua faktor yang menjadi timbunya masalah dari akibat tidak adanya pendidikan dapat dipastikaan bagaimana keluarganya menyikapinya. Pada intinya keluargalah yang menjadi cerimanan dan gambaran bagi keluarganya.
Pada dasarnya pendidikan yang diperoleh oleh anggota keluarga akan menjadi investasi pagi kehidupan di masa mendatang. Namun kembali lagi bagaimana cara pandang orang tua dalam mendidik anggota keluarganya. Keluarga yang berpendidikan dapat dimulai dari cara apa pun. Tidak hanya memberikan akses pendidikan bagi anak, namun bagaimana memberikaan gambaran contoh langsung terhadap anak.dimulai dari meja makan contohnya. Dimana dari mrja makan saja dapat dipastikan anak akan memperhatikan bagaimana sikap dan cara-cara yang di lakukan orang tuanya memeberikan nasehat pada anak anaanknya terkait arti kehidupaan yang akan di hadapi oleh anak anaknya kelak. Dan lewat meja makan lah keluarga dapat memberikan sebuah pendidikan dari orang tua kepada anak anaknya. Bagaimana orang tua mengevaluasi terkait pendidikan yang di dapatkan oleh anak nya di sekolah tadi maupun mengevalusi prilaku anak yang diperhatikan orang tua terhadap anaknya yang salah dan langsung diberikan nasehat. Dan dari meja makan tersebut juga dapat digambarkan bagaimana keseriusan orang tua demi keluarga nya yang maju dan berpendidikan. Disana anak juga dapat memberikan keluhan permasalahan yang di hadapi dan bagaimana keluarga bisa merespon dengan memeberikan solusi yang tepat sehingga setiap peran demi keluarga yang berpendidikan bisa terwujud. Dan hal ini bisa berlangsung demi kemajukan keluarga dimasa akan datang dan dapat di genersikan ke generasi generasi seterusnya. Dan dapat di contoh oleh keluarga lain. Sehingga dapat juga mewujudkan keluarga yang berpendidikaan dalam lingkungan tersebut.
Pendidikan dalam keluarga menjadi junjungan awal bagi setiap peran pelaku dalam keluarga,terlebih lagi oleh seorang orang tua. Jika seseorang cendrung tidak menggambarkan ketidak adannya gambaran memperoleh pendidikan maka dapat di pastikan seseorang tersebut tidak berpendidikan. Namun jika sesorang memperoleh pendidikan di sekolah namun untuk kepribadinya belum menggambarkan sebagai seseorang yang berpendidikan, maka dapat dikatakan seseorang tersebut belum memperoleh sebuah pendidikan dalam keluarganya. Karena pada dasarnya pendidikan yang diperlukan tidak hanya dalam instansi pendidikan sekolah formal saja seperti sekolah, namun dalam keluarga juga menjadi sangat penting dan sangat diperlukaan. Keluarga yang menggambarkan perilaku layaknya keluarga yang berpendidikan,maka sudah jelas kita pastikan keluarga tersebut sudah menerapkan kehidupan berpendidikan dalam keseharinya. Namun jika suatu keluarga yang menggambarkan perilaku layaknya keluarga yang tidak berpendidikan, maka dapat dipastikan keluarga tersebut belum menerapkan kehidupan berpendidikaan. Kedua hal tersebut berlaku sebagaimana bentuk hasil patokan di setiap keluarga yang ada di Indonesia. Dimana keluarga merupakan investasi awal dalam kemajuan suatu keluarga dan membentuk pandangan orang lain maupun contoh bagi keluarga lain. Jika orang tua mencerminkan bentuk kehidupan yang berpendidikan maka akan tercipta keluarg yang berpendidikan. Namun jika orang tua belum mencerminkan bentuk kehidupan yang berpendidikan maka akan menciptakan keluarga yang tidak berpendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H