Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Baqir Al Ridhawi

Lagi belajar nulis setiap hari.

Hidup atau Nunggu Mati?

Diperbarui: 22 Juni 2021   20:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Ide menggambar ini berawal dari aku membaca tulisan di websitenya Ryan Holiday, dailystoic.com, yang berjudul "Memento Mori": The Reminder We All Desperately Need. Isinya itu menjelaskan pentingnya mengingat kematian. Sederhananya, kalau kita ingat mati, kita sadar waktu hidup kita di dunia ini terbatas. Sehingga kita akan memanfaatkan waktu hidup kita  dengan sebaik mungkin. Tidak menyia-nyiakannya.

Di tengah membaca itu, tiba-tiba tercetus beberapa pertanyaan dariku untukku sendiri:

Jika aku tahu bahwa satu tahun lagi aku akan mati, maka apa yang aku lakukan mulai sekarang hingga saatnya tiba? Aku mencoba menjawabnya dengan penuh berpikir. Kutemukan beberapa jawaban meski aku ragu menjawabnya.

Dan pertanyaan selanjutnya, seandainya aku tahu bahwa satu bulan lagi aku akan mati, maka apa yang aku lakukan mulai sekarang hingga saatnya tiba? Aku tambah bingung. Aku malah lebih ingin tidak tahu bahwa aku akan mati sebulan lagi.

Dan pertanyaan selanjutnya, jika aku tahu bahwa seminggu lagi aku akan mati, maka apa yang aku lakukan mulai sekarang hingga saatnya tiba? Aku tidak tahu. Dan semoga tidak seperti itu kenyataannya.

Dan pertanyaan selanjutnya, jika aku tahu bahwa sehari lagi, atau besok aku mati, maka apa yang aku lakukan sekarang, atau hari ini?! Aku tidak tahu. Tetapi jika benar-benar itu terjadi aku tidak akan menyia-nyiakan hari terakhirku itu. Aku akan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin meski aku tidak begitu yakin apa yang akan aku lakukan saat itu.

Aku kesulitan menjawab. Aku ragu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tetapi itu semua bukan karena aku tidak punya apapun untuk dikatakan. Bukan. Tapi aku berpikir, jika aku menjawab seperti ini atau seperti itu, aku belum bisa menjamin bahwa aku akan menepati kata-kataku sendiri terus. Belum tentu aku bisa jujur pada diriku sendiri terus.

Aku tahu, yang namanya mati itu tidak ada yang tahu kapannya, dan bagaimananya. Kecuali Tuhan. Dan itu bisa kapan saja. Juga bisa terjadi dengan cara yang tidak kita duga sama sekali, bahkan dengan jalan yang menurut kita mustahil terjadi. Dan sekali lagi, belum tentu aku bisa bersikap dan bertindak sebagaimana apa-apa yang aku tahu dan pahami.

Kenapa aku berkata begitu? Karena apa yang sudah aku lakukan adalah buktinya. Aku seringkali main HP, dan di sana aku melakukan hal-hal tak penting di Instagram, FB, YouTube dan seterusnya, dan seterusnya. Ya, aku sebetulnya tahu apa yang penting buatku. Aku tahu apa yang mesti aku lakukan, tapi lebih banyak darinya yang tidak aku lakukan.

Ohya, di akhir tulisannya Ryan Holiday memperkenalkan mengiklankan koin buatannya. Koin Memento Mori (Ingatlah akan kematian, dalam bahasa Latin). 

Di koin itu ada gambar bunga tulip, tengkorak, dan jam pasir. Dia terinspirasi oleh lukisan Still Life With a Skull, Philippe de Champaigne. Masing-masing benda itu memiliki makna, yakni kehidupan (bunga tulip), kematian (tengkorak), dan waktu (jam pasir). Dan aku pun terinspirasi oleh lukisan beliau. Maka dari aku menggambar itu, namun dengan tambahan HP, sebagai kritik untuk diriku sendiri, yang seringkali tidak ingat, atau sadar akan kehidupan-waktu-kematian gara-gara HP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline