Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Tubuh, Perlu atau Tabu?

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Menjawab mengada-ada malah membuat penasaran dan bisa menyesatkan..

(Dikutip dari buku Istimewakan Setiap Anak karya Irawati Istadi) Betapa banyak orang tua yang keliru bersikap kepada anak-anak, menganggap mereka seperti orang dewasa dalam bentuk mini. Ketika si buyung yang berusia enam tahun memegang-megang (maaf) payudara ibu penuh rasa ingin tahu, lantas ibu marah, menepiskan tangan si kecil sambil berkomentar keras “hei apa yang kamu perbuat? Tidak sopan nak. Awas kalau kamu ulangi lagi!” si kecil akan terkejut mendengar bentakan ibunya, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Begitu pula manakala mereka (si anak) mulai berusaha memegang alat kelamin teman lawan jenisnya saat bermain bersama.

Sesungguhnya , setiap anak akan sampai pada tahap keingintahuan mengenai tubuhnya sendiri lengkap dengan seluk beluknya, kemudian mengenai fngsi-fungsi organ tubuhnya, dan juga perbedaan- perbedaannya dengan milik orang lain. Itu artinya akan ada tahapan dimana anak akan banyak bertanya tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan organ-organ seksualnya.

Umumnya rasa keingin tahuan ini berkembang pesat di usia awal sekolah dasar, atau di akhir masa TK. Inipun bisa dipercepat atau diperlambat oleh pengeruh lingkungan dan teman. Manakal saat-saat seperti ini muncul, orang tua harus sudah siap memberikan reaksi yang baik, sehingga tidak merugikan perkembangan kepribadian anak. Apa saja yang perlu dipersiapkan?

Memahami rasa keingintahuan mereka

Bukankah bayi lahir tanpa pengetahuan sama sekali? Tentunya wajar jika mereka selalu ingin tahu tentang benda apa saja yang dilihatnya. Ketika anda melihat sebuah boneka beruang model baru di toko, Anda mungkin ingin memegangnya untuk mengetahui halus atau tidakkah bulunya. Anda pun ingin meremasnya karena ingin tahu empuk atau keraskah boneka tersebut!

Berikan penjelasan sesuai daya tangkapnya

Disini sangat diperlukan kepandaian orang tua dalam mengolah kata-kata. Cara menguraikan sesuatu harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu seperti mengesankan kurang terbuka, terlalu penting atau istimewa. Isi uraiannya harus objektif. Namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi.

Dalam rentang usia ini, anak masih memiliki pemahaman sebatas hal-hal kongkret saja. Pada tahap awal mereka mengenal tentang perbedaan bentuk benda-benda itu. Berikutnya barulah mengenai fungsi-fungsiya secara amat sederhana. Misalnya, mengapa alat kelamin tak boleh terus-menerus dipegang dan dipermainkan, karena organ-organ itu lunak dan mudah terluka, sementara jika terluka akan sulit sembuh. Alat-alat itupun harus tertutup agar aman, tak terganggu oleh benda-benda lain danjuga tidak boleh tersentuh oleh orang lain. Dan karena fungsinya untuk membuang kotoran, maka sebaiknya ditutup agar sopan.

Tak perlu berbohong

Untuk apa mengatakan bahwa anak laki-laki memiliki ‘burung’ dalam celana mereka? Cara pengenalan seperti ini akan membuat anak merasa ada sesuatu yang disembunyikan, yang selanjutnya justru memacu rasa keingintahuan mereka.

Misalnya saat memandikan si kecil, Anda bisa memberitahu berbagai organ tubuh anak, seperti rambut, kepala, tangan, kaki, perut, dan jangan lupa penis dan vagina atau vulva. Lalu terangkan perbedaan alat kelamin dari lawan jenisnya, misalnya jika si kecil memiliki adik yang berlawanan jenis. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si kecil harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak Anda bisa dilindungi terhadap maraknya kasus

Menghindar membuat kian penasaran

Tindakan orang tua untuk mengalihkan pertanyaan anak-, diam tidak menjawab atau bahkan menyuruh mereka diam dan tak mengulangi pertanyaan sejenis itu lagi, tak akan bisa menghapus rasa keingintahuan anak. Mungkin mereka akan dia seperti permintaan Anda, tetapi timbul keinginan mereka untuk bertanya kepada teman, orang lain atau mencari tahu sendiri jawabannya! Tentu saja orang tua tidak bisa menjamin apakah informasi dari luar yang nantinya diterima anak itu akan sesuai dengan harapan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline