Lihat ke Halaman Asli

Literasi di Era Digital: Menavigasi Samudera Informasi

Diperbarui: 28 Juni 2023   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital yang semakin maju ini, akses terhadap informasi telah menjadi begitu mudah. Internet, media sosial, dan perangkat teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi, mengakses, dan menyebarkan informasi. Namun, di tengah lautan informasi yang tak terbatas ini, literasi menjadi semakin penting.

Literasi tidak lagi terbatas pada kemampuan membaca dan menulis saja. Dalam era digital, literasi melibatkan kemampuan kritis untuk mengonsumsi, memahami, menganalisis, dan memilah informasi yang kita temui. Kemampuan ini menjadi sangat penting, mengingat banyaknya konten yang beredar di dunia maya, termasuk berita palsu (hoaks) dan opini yang tidak berdasar.

Salah satu tantangan terbesar dalam era digital adalah membedakan antara fakta dan opini. Di media sosial, pendapat pribadi sering kali disajikan sebagai fakta tanpa adanya kejelasan sumber atau validitas. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengembangkan keterampilan kritis dan skeptis dalam mengevaluasi informasi. Mampu memeriksa sumber, melihat konteks, dan mencari bukti yang mendukung atau membantah suatu klaim adalah langkah-langkah penting dalam membangun literasi di era digital.

Selain itu, literasi juga melibatkan kemampuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam dunia digital. Menulis, berbagi ide, dan berdiskusi dengan pengguna lain adalah cara untuk memperkaya literasi kita. Blog, forum, dan media sosial memberikan platform bagi kita untuk berbagi pemikiran, mengajukan pertanyaan, dan memperoleh pengetahuan dari orang lain.

Namun, literasi di era digital tidak hanya tentang konsumsi dan partisipasi, tetapi juga tentang etika dan tanggung jawab. Dalam menyebarkan informasi, penting untuk mempertimbangkan dampaknya dan mematuhi etika digital. Menyebarkan berita palsu atau merendahkan orang lain secara online dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat secara luas. Oleh karena itu, literasi digital juga melibatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban kita sebagai pengguna internet.

Mengembangkan literasi di era digital membutuhkan komitmen dan upaya bersama dari individu, institusi pendidikan, dan pemerintah. Program literasi yang holistik dan terintegrasi harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan informasi di dunia digital. Selain itu, pelatihan dan dukungan yang terus menerus untuk masyarakat umum juga diperlukan agar mereka dapat menguasai keterampilan literasi yang diperlukan.

Literasi di era digital adalah kunci untuk menghadapi tantangan informasi yang kompleks. Dengan membangun pemahaman yang kuat tentang fakta dan opini, serta etika digital, kita dapat memanfaatkan potensi luar biasa dari dunia digital tanpa terjebak dalam perangkapnya. Literasi adalah kompas yang membimbing kita melintasi samudera informasi yang luas dan kompleks, memungkinkan kita untuk menjadi individu yang lebih berdaya dan berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin terhubung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline